Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
NEGARA-NEGARA Kelompok Dukungan Internasional Suriah (ISSG), termasuk Amerika Serikat (AS) dan Rusia, Jumat (12/2), menyepakati penghentian pertempuran di Suriah.
Kesepakatan itu merupakan langkah awal untuk melanjutkan proses perdamaian guna menghentikan perang saudara yang telah berkecamuk selama 5 tahun di Suriah.
Kesepakatan dicapai setelah pertemuan selama berjam-jam di Muenchen, Jerman, Kamis (11/2).
Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan kesepakatan yang secara spesifik disebut sebagai 'penghentian pertempuran' dan bukan 'gencatan senjata' itu akan dilaksanakan dalam sepekan ke depan.
"Sebanyak 17 negara setuju untuk menerapkan penghentian pertempuran secara menyeluruh di Suriah," ucap Kerry.
ISSG juga sepakat untuk mempercepat dan memperluas pengiriman bantuan kemanusiaan ke Suriah.
"Pengiriman akan dimulai pekan ini. Daerah-daerah paling membutuhkan menjadi prioritas, dilanjutkan ke seluruh negeri," lanjut Kerry.
Kendati penghentian permusuhan telah disepakati, perang memberantas kelompok ekstremis di Suriah akan terus dilakukan.
"Perjanjian ini tidak berlaku bagi mereka. Pertempuran melawan kelompok ekstremis seperti Islamic State (IS) dan Front Al-Nusra yang merupakan bagian dari Al-Qaeda terus dilancarkan," sambung Kerry.
Selain itu, perundingan damai di antara dua pihak yang bertikai yakni pemerintah dan kelompok pemberontak di Suriah juga akan dilanjutkan sesegera mungkin.
"Yang kita punya di sini hanyalah kesepakatan di atas kertas. Kita harus lihat dalam beberapa hari ke depan, aksi nyata di lapangan," imbuh Kerry.
Turki yang terlibat dalam perundingan memuji kesepakatan.
"Ini langkah penting dalam upaya mencari solusi krisis Suriah. Yang penting kini ialah memanfaatkan peluang ini, menyetop serangan udara, menghentikan target sipil, dan membuka akses kemanusiaan," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, selaku tuan rumah perundingan, mengatakan dunia akan menjadi saksi penerapan kesepakatan.
"Dunia akan meyaksikan apakah ini akan benar-benar diimplementasikan semua pihak," tegas Steinmeier.
Sebelum itu, perundingan damai yang diprakarsai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 29 Januari dihentikan sementara.
Perwakilan oposisi Suriah, Komisi Negosiasi Tinggi (HNC), mundur dari perundingan setelah pasukan pemerintah yang didukung Rusia menggempur Aleppo dan menewaskan 18 orang.
Krisis migran
Di sisi lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kamis (11/2), mengancam bakal mengirim jutaan migran yang selama ini ditampung di negaranya ke negara-negara Uni Eropa (UE).
Erdogan mengecam keras kebijakan migran di negara-negara Eropa yang menutup wilayah mereka.
Di Turki, sudah ada hampir 3 juta pengungsi.
Turki mendapatkan tekanan besar dari UE dan PBB untuk menampung puluhan ribu pengungsi Suriah yang menyelamatkan diri akibat serangan rezim di Aleppo.
"Kami sudah bersabar selama ini. Jika terpaksa, kami akan melakukan yang harus dilakukan," tegas Erdogan.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersiap mengirim pasukan ke Laut Aegean di antara Turki dan Yunani.
Operasi itu bertujuan menindak para penyelundup migran yang terus masuk ke Eropa. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved