Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Bebas dari Sanksi Iran Siap Jadi Destinasi

12/2/2016 01:40
Bebas dari Sanksi Iran Siap Jadi Destinasi
(AFP/Behrouz Mehri)

BERSAMA dengan sembilan rekannya termasuk warga AS dan Jerman, warga negara Prancis yang menetap di Tiongkok, Yannick Lequelenec, bersemangat untuk melakukan perjalanan liburan yang rutin dia lakukan setiap tahun.

Tahun 2016 ini, bersamaan dengan liburan Imlek, Iran menjadi pilihan Lequelenec.

"Keluarga bilang saya gila tapi orang-orang Iran rupanya amat ramah," kata Lequelenec saat berada di Teheran, Iran, di tengah masa liburannya selama satu minggu di negara berjuluk 'Negeri Para Mullah' itu.

Untuk para pelancong seperti Lequelenec, Iran menawarkan resor ski dan situs-situs kuno yang termasuk daftar warisan dunia, juga gurun pasir serta kota-kota yang kental dengan tradisi.

"Hal pertama yang kami lakukan ialah bermain ski di Tochal," kata Rachel Punter, 41, guru asal Inggris yang mengajar di Tiongkok.

Punter termasuk rombongan Laequelenec yang berwisata di Iran.

Setelah menikmati Gunung Tochal yang bersalju, rombongan melanjutkan perjalanan ke Isfahan, Shiraz, dan Yazd, kota-kota yang dianggap lebih cantik dan menenangkan ketimbang Ibu Kota Teheran.

Di Isfahan, Alun-alun Imam yang ukurannya dua kali lipat lebih besar daripada Lapangan Tiananmen di Beijing cukup terkenal di kalangan turis.

Ya, setelah terbebas dari sanksi ekonomi gara-gara program nuklirnya, Iran mulai menunjukkan kilau industri pariwisatanya.

Arus wisatawan asing mulai berdatangan dan menghapus stigma negara terisolasi yang sebelum ini melekat pada Iran.

Data Kementerian Pariwisata Iran menyebut ada sekitar 4,16 juta pengunjung selama 9 bulan pertama tahun Iran yang dimulai Maret 2015.

Jumlah itu naik 5% dari tahun sebelumnya.

Dua per tiga total turis berasal dari negara tetangga termasuk Irak, Azerbaijan, Armenia, dan Afghanistan, juga Pakistan.

Kebanyakan turis melakukan perjalanan ziarah dengan mengunjungi situs suci Syiah di Mashhad, Teheran tenggara, dan Qom, Teheran bagian selatan.

Saat ini, wisatawan asal negara-negara Barat baru berjumlah 5% dari jumlah total tadi tapi trennya meningkat.

"Bagi turis, keamanan dan perdamaian itu sangat penting. Kesepakatan nuklir dan perjalanan Presiden Hassan Rouhani ke Italia dan Prancis mendorong fenomena ini," komentar Ebrahim Purfaraj, Presiden Asosiasi Operator Tur Iran.

Presiden Rouhani yakin pendapatan dari industri pariwisata bisa menyeimbangkan turunnya harga minyak saat ini.

Ia menargetkan 20 juta turis datang ke Iran tiap tahun pada 2025, dengan pendapatan US$30 miliar setahun dari industri wisata atau lima kali lipat dari pendapatan kini.

Namun, Iran masih harus berbenah banyak.

Dari 1.100 hotel di Iran, hanya 130 yang termasuk bintang empat atau lima.

Iran masih butuh 400 hotel lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan 20 juta turis setiap tahun.

Kartu kredit dan debit internasional juga belum bisa digunakan.

Namun, itu tidak jadi masalah bagi turis karena jika dikonversi ke mata uang setempat rial, nilai uang yang dibawa turis asing lebih besar. (AFP/Yanurisa Ananta/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya