Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
BERBAGAI penelitian terus dilakukan guna menemukan jurus ampuh membasmi Aedes aegypti, nyamuk yang bertanggung jawab atas penyebaran virus Zika. Beberapa cara pun ditemukan.
Penduduk di Pesisir San Diego, La Libertad, El Savador, contohnya. Mereka punya pasukan khusus pemusnah nyamuk pembawa virus Zika yang tengah mewabah di Amerika Latin. "Mereka adalah prajurit sejati," ujar Rafael Gonzalez, warga San Diego.
Prajurit yang mereka maksud bukanlah tentara dengan persenjataan berat lengkap. Bukan pula kesatria berkuda, apalagi ninja dengan katananya. Para prajurit yang menjadi harapan masyarakat San Diego ialah ikan fat sleeper alias ikan sambo.
Ikan dengan nama latin Dormitator maculatus itu mampu melahap semua jentik nyamuk yang ada di tempat-tempat penyimpanan air. "Mereka menghabiskan semuanya," ucap Gonzalez yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan tersebut.
Selain memiliki fat sleeper sebagai pasukan pemusnah jentik nyamuk, masyarakat juga tetap bergotong royong demi membuat lingkungan mereka lebih baik. "Semua orang berpartisipasi," ujar Marielos Sosa yang merupakan penggagas ide memanfaatkan fat sleeper sebagai pemberantas jentik nyamuk demi menghentikan penyebaran virus Zika.
"Anak-anak muda bertugas menangkap ikan di muara yang nantinya akan ditempatkan di bak-bak dan tempat penyimpanan air warga," lanjut Sosa.
Orang dewasa bertugas mengawasi persediaan air di rumah masing-masing. Kepala Organisasi Kesehatan Pan Amerika Carissa Etienne menyebut cara yang dilakukan masyarakat di Pantai San Diego sangat efektif untuk mengurangi jumlah populasi nyamuk. Ikan-ikan itu, ucap Etienne, bisa menggeser metode pemusnahan nyamuk yang selama ini dilakukan dengan cara fumigasi atau penyemprotan.
"Metode penyemprotan memang efektif, tapi hanya untuk nyamuk dewasa. Untuk nyamuk yang masih dalam bentuk larva, penyemprotan tidak bisa digunakan," jelasnya.
Sebelum wabah virus Zika merebak, Amerika Latin telah memiliki beberapa metode lain guna memerangi nyamuk. Pada 1992, Palmira Ventosilla, seorang ahli biologi asal Peru, membuat insektisida organik dari kelapa, kentang, dan asparagus. Para ilmuwan di Kolombia, wilayah terbesar kedua yang terjangkit wabah Zika setelah Brasil, memerangi nyamuk dengan menyebarkan bakteri Wolbachia.
Wolbachia menghambat kemampuan nyamuk untuk menularkan virus kepada manusia. Di Meksiko beda lagi. Para peneliti di negara itu kini tengah melakukan uji coba penggunaan radiasi yang dapat membuat nyamuk berhenti berkembang biak. (I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved