Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Harmonisasi Hubungan Monyet dengan Manusia

10/2/2016 01:15
Harmonisasi Hubungan Monyet dengan Manusia
(AFP/Isaac Lawrence)

Di saat masyarakat di Hong Kong menyambut Tahun Baru Imlek, yang merupakan tahun monyet api, ahli hewan wilayah itu tengah berjuang mengatasi ledakan populasi monyet gunung untuk menjaga keharmonisan interaksi mereka dengan manusia.

Koloni monyet lereng gunung Hong Kong dikenal populer bagi wisatawan dan penduduk setempat. Namun, setelah muncul laporan mereka mencuri makan siang anak-anak, mengamuk di halaman sekolah, dan mengutil roti, banyak orang mulai muak dengan perilaku primata itu.

Pada 2007, pemerintah memperkenalkan program untuk mengontrol reproduksi, melalui operasi di komunitas mahluk-mahluk jahil itu. "Tujuannya, untuk meminimalkan konflik antara manusia dan hewan," kata Paolo Martelli, dokter hewan dan pakar monyet yang bekerja untuk pemerintah dalam program kontrasepsi. Sementara itu, jika populasi monyet turun berkat tindakan pengendalian, pejalan kaki di taman-taman Hong Kong memiliki pendapat berbeda terkait keberadaan mahluk itu. Sebagian memandang primata itu sebagai bonus dan kalangan lainnya menganggap aib atau cela di bentang alam Hong Kong. "Jika kita tidak memberi mereka makan, mereka mengganggu kami," kata Paskah Liu, 56, pejalan kaki yang sedang melintasi jalan setapak Kam Shan di utara kota, yang terkenal dengan kawasan 'monyet gunung'.

Di kawasan itu, hewan primata bebas berkeliaran di pohon-pohon, tidak takut terhadap para pejalan kaki. "Saya pikir monyet berkembang biak terlalu cepat, lebih cepat daripada penduduk Hong Kong. Saya merasakan keberadaan monyet sebagai sebuah ancaman," kata Liu, seorang sales IT, yang masih dongkol karena monyet pernah mencuri es krimnya.

Arsitek Tony Tsang, 44, masih terguncang setelah diserang oleh seekor monyet yang merenggut keripik kentang dan mi instan yang yang dibawanya. "Kesan pertama saya ialah mereka (monyet) benar-benar ramah, tetapi ketika mereka mendengar suara tas, tiba-tiba monyet-monyet itu berubah ganas dan pengalaman itu sedikit menakutkan," kata Tsang.

Di luar kalangan yang memusuhi monyet, sebagian masyarakat membela hewan primata itu karena dinilai merupakan bagian dari sejarah Hong Kong. Para pakar mengatakan manusia yang harus disalahkan atas perilaku buruk mereka dan faktor meningkatnya orang-orang yang memberi mereka makan.

Sebagai hasil dari kontak manusia, monyet telah menjadi lebih agresif dan memberi mereka makan telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup kera muda, yang pada akhirnya meledakkan populasi monyet di Hong Kong. "Ketika saya bocah, saya datang ke sini untuk melihat monyet, ini cukup istimewa," kata Patrick Lau, 40, yang bekerja sebagai kurator museum dan mengunjungi Kam Shan bersama dua anaknya.

"Ini tidak seperti melihat hewan di kebun binatang. Anda dapat berinteraksi dengan monyet cukup erat," pungkas Lau, membela hewan tersebut. (AFP/Haufan Hasyim Salengke/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya