Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
PERAYAAN Tahun Baru Imlek 2567 di Distrik Mongkok, Hong Kong, diwarnai kerusuhan, Selasa (9/2) pagi waktu setempat. Massa mengamuk setelah polisi berusaha membubarkan sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan tanpa izin di distrik tersebut.
Para pengunjuk rasa termasuk kelompok radikal lokal turut membela PKL. Mereka menilai para PKL turut memeriahkan suasana perayaan Tahun Baru Imlek. Untuk membubarkan para pengunjuk rasa, aparat kepolisian melepaskan dua tembakan peringatan. Peringatan itu tidak digubris. Polisi pun menyemprotkan bubuk merica dan menggunakan pemukul.
"Untuk memastikan keamanan dan ketertiban umum, polisi mengambil langkah tegas, termasuk menggunakan tongkat polisi dan bubuk merica untuk menghentikan kekerasan yang melanggar hukum," jelas pihak kepolisian Hong Kong. Dalam video yang disiarkan stasiun televisi lokal, tampak para polisi mengacungkan pistol ke arah kerumunan demonstran.
Sementara itu, massa demonstran melemparkan botol, perisai buatan, dan batu bata yang diambil dari trotoar jalan ke arah polisi. Pengunjuk rasa juga membakar sampah di tengah jalan.
Insiden tersebut telah menyebabkan sekitar 50 polisi dan 25 pengunjuk rasa terluka. Para korban terluka karena terkena pecahan kaca atau terkena lemparan pada bagian kepala mereka. Empat wartawan yang meliput turut terluka.
Juru bicara kepolisian mengonfirmasi 23 pria dan seorang perempuan yang berusia antara 17 tahun dan 70 tahun telah ditangkap. Para demonstran ditangkap karena menyerang polisi, menolak dibawa ke kantor polisi, mengganggu ketertiban di tempat umum, dan menghalangi polisi yang sedang bertugas.
Para pengunjuk rasa mulai membubarkan diri pada pukul 08.00 waktu setempat. Terkait dengan insiden tersebut, Ketua Eksekutif Wilayah Administratif Khusus Hong Kong, Leung Chun Ying, mengutuk aksi kerusuhan itu.
"Terjadi kerusuhan di Mongkok pagi ini, Selasa (9/2). Ratusan orang menyerang petugas kepolisian dan awak media. Mereka melakukan pembakaran, pelemparan batu bata, dan benda lainnya ke arah petugas, termasuk ke arah mereka yang sudah terbaring terluka," kata Leung.
Akibat peristiwa itu, operator kereta bawah tanah MTR di Stasiun Mongkok menghentikan operasi untuk sementara waktu.
Saat ini, polisi sedang menyelidiki adanya kemungkinan kerusuhan tersebut terorganisasi. Polisi menduga ada pihak antipemerintah Tiongkok terlibat.
Kandidat dari kelompok tersebut Edward Leung Tin Kei, tokoh Hong Kong Indigenous, turut ditangkap polisi. Tokoh itu mendesak Tiongkok untuk membentuk dewan legislasi dari wakil masyarakat Hong Kong. (AFP/Aya/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved