Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Menanti Kejutan Kandidat yang tidak Diunggulkan

09/2/2016 02:45
Menanti Kejutan Kandidat yang tidak Diunggulkan
(AFP)

LEMBAGA survei boleh saja memprediksi kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump memenangi kaukus Iowa awal Februari.

Nyatanya keraguan soal akurasi prediksi muncul saat rival Trump, yakni Ted Cruz, berada di peringkat pertama dengan 27,7% suara.

Bahkan, kandidat lain, Rubio Marco, 44, yang dianggap prematur dalam pencalonannya sebagai presiden, bertengger di urutan ketiga dengan perolehan suara 23,1%, hampir mengalahkan Donald Trump yang meraih 24% suara.

Dalam kaukus di Iowa Senin (1/2) lalu, Rubio, 44, membuktikan masyarakat lebih tertarik dengan pesannya yang lugas ketimbang menyoal rekam jejaknya sebagai kandidat baru dengan pengalaman yang sedikit.

"Mereka bilang saya tidak punya kesempatan karena rambut saya tidak cukup putih dan sepatu bot saya terlalu tinggi. Mereka bilang saya harus tunggu giliran," kata laki-laki keturunan Kuba yang berasal dari Miami itu.

Saat pertama kali mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik, Rubio menuai kritik di kalangan internal partai.

Pencalonannya dianggap penghinaan bagi mantan Gubernur Florida Jeb Bush yang merupakan mentornya, yang juga tengah mempersiapkan kampanye pencalonan diri.

Sejumlah rival juga menjuluki Rubio sebagai 'Obama dari Partai Republik'--merujuk Presiden AS saat ini Barack Obama--yang baru memiliki sedikit pengalaman dan baru sebentar menjabat sebagai senator junior Florida sejak Januari 2011.

"Namun, malam ini di Iowa, masyarakat negara yang luar biasa ini telah mengirim pesan yang sangat jelas. Setelah 7 tahun kepemimpinan Barack Obama, kita tidak lagi menunggu memundurkan negara kita. Ini bukan waktunya menunggu," jelas Rubio.

Bahkan, Gubernur New Jersey, Chris Christie, menyebut Rubio sebagai 'bocah dalam gelembung'.

Meski Rubio diakui Jeb Bush memiliki bakat politik yang luar biasa, dia dianggap belum siap memimpin Amerika Serikat.

"Mungkin ia akan berpidato lebih dari 40 menit di atas panggung kecil. Hadirin, ini bukan pemilihan dewan mahasiswa. Ini pemilihan untuk mencari Presiden AS. Mari keluarkan bocah ini dari gelembungnya," sindir Christie.

Toh, posisinya di peringkat tiga dalam kaukus di Iowa menguatkan potensinya dalam primary di New Hampshire yang dijadwalkan digelar 9 Februari atau hari ini waktu setempat.

Dalam kampanyenya, laki-laki dengan ibu migran asal Kuba itu menyebut diri sebagai 'pilihan generasi' yang mampu mengalahkan dua kandidat kuat Partai Demokrat, Hillary Clinton, 68, dan Bernie Sanders, 74, dalam pemilihan umum.

Kemampuan Rubio tercatat dalam pemilihan senator 2010 silam. Dalam pemilihan itu, Rubio merupakan pembicara termuda dari Dewan Perwakilan Rakyat Florida.

Dukungan untuk Marco Rubio kian bergulir.

Mantan Senator Pennsylvania, Rick Santorum, yang mundur dari pencalonan karena hanya meraih 1% suara di kaukus Iowa ikut menyatakan dukungan untuk Rubio.

'Saya berterima kasih atas dukungan selama ini. Hanya, ini bukan tahun kami. Jadi, hari ini mari bergabung dengan saya mendukung @marcorubio,' tulis Santorum pada Twitter, Rabu (4/2).

Menjelang primary di New Hampshire, hasil jajak pendapat sementara portal berita politik Real Clear Politic menunjukkan kandidat Republik Donald Trump memimpin perolehan suara di New Hampshire dengan 33%, diikuti Ted Cruz dengan 12% suara, dan Marco Rubio 11%.

Namun, popularitas Rubio yang tidak diduga-duga membuka kemungkinan perubahan posisi dalam primary New Hampshire. (Financial Times/Yahoo Politics/Aya/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya