Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KANSELIR Jerman, Angela Merkel, menemui Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu di Ankara, Turki, kemarin, untuk membicarakan langkah penghentian gelombang migran sekaligus soal perbatasan Turki. Itu dilakukan seiring dengan bertambahnya jumlah migran asal Aleppo, Suriah, yang lari akibat serangan tentara pemerintah Suriah yang didukung Rusia.
Dalam konferensi pers seusai pertemuan, PM Davutoglu menyatakan Turki dan Jerman bekerja sama agar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terlibat dalam upaya menahan arus kedatangan pengungsi.
"Turki dan Jerman juga akan memulai keterlibatan diplomatik guna mengakhiri serangan di Aleppo," lanjut Davutoglu. Sementara itu, Kanselir Merkel menyatakan dia amat terkejut sekaligus merasa ngeri dengan kondisi penderitaan yang disebabkan pengeboman Rusia di Suriah. Menurut PM Davutoglu, sekitar 30 ribu warga Suriah masih terjebak di perbatasan Turki karena lari dari serangan yang didukung Rusia di Aleppo. Warga Suriah itu memadati perbatasan Oncupinar, Turki, yang berbatasan dengan Bab al-Salama, Suriah.
Pada Minggu (7/2), perbatasan itu masih ditutup sehingga pengungsi yang menunggu gerbang dibuka selama tiga hari belum bisa memasuki Turki. Namun, pemerintah Turki berjanji akan membantu para pengungsi perempuan dan anak yang menunggu di perbatasan. "Turki telah mencapai batas kemampuan untuk menerima pengungsi, tapi pada akhirnya orang-orang tidak punya tempat lain. Mereka akan mati akibat kena bom atau kita buka perbatasaan," kata Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus.
Padatnya kawasan perbatasan menyebabkan tujuh orang terluka sehingga harus dirawat di rumah sakit Turki. Itu juga berarti perbatasan hanya akan dibuka untuk situasi darurat. Untuk menanggapi itu, Presiden Erdogan bersedia mengulurkan tangan bagi pengungsi Suriah meski di sisi lain mengakui Turki sedang dalam ancaman. "Jika dibutuhkan, kami harus dan akan membiarkan saudara-saudara kita itu masuk," ucap Erdogan.
Menurut Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, Turki telah menerima 5.000 warga Suriah yang melarikan diri dari serangan pasukan pemerintah Suriah dengan sokongan Rusia di Aleppo dan hingga Sabtu (6/2) masih ada 50 ribu-55 ribu warga yang masih dalam perjalanan.
Uni Eropa (UE) mendesak Ankara menunaikan tanggung jawab sesuai dengan kesepakatan dengan membuka perbatasan bagi pengungsi sekaligus menekan gelombang migran yang hendak mencapai 'Benua Biru'. UE berjanji menyuntik dana US$3,3 miliar untuk Turki.
Hingga kini diperkirakan ada 2,7 juta pengungsi asal Suriah yang ditampung di Turki.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved