Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PEMIMPIN Korea Selatan (Korsel), kemarin, mengatakan pihaknya tidak akan menoleransi rencana Korea Utara (Korut) yang meluncurkan peluru kendali (rudal) jarak jauh. Kementerian Pertahanan Korsel memperingatkan siap menembak jatuh setiap rudal yang mengancam 'Negeri Ginseng'. "Fakta yang diungkapkan bahwa Korut akan meluncurkan rudal jarak jauh setelah uji coba nuklir mereka ialah sebuah ancaman terhadap perdamaian di Semenanjung Korea dan dunia, dan tidak akan pernah ditoleransi," ungkap Presiden Korsel Park Geun-hye. Stabilitas kawasan Asia Pasifik menegang setelah Pyongyang, pada Selasa (2/2), mengumumkan siap meluncurkan roket antara 8 dan 25 Februari untuk keperluan program ruang angkasa.
Pengumuman yang disampaikan ke tiga organisasi internasional itu mendapat kecaman dari sejumlah negara. Beberapa kalangan menduga Pyongyang akan melaksanakan niat itu bersamaan dengan hari ulang tahun mendiang Kim Jong-il pada 16 Februari, ayah dari pemimpin Korut saat ini, Kim Jong-un. Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melarang Korut mengakses atau menggunakan teknologi rudal balistik. Jika tetap berkeras meluncurkan roket, Pyongyang kembali melakukan pelanggaran berat yang kesekian kalinya terhadap ketentuan PBB.
Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu mereka menuduh uji coba roket Korut itu untuk keperluan pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu menggempur daratan AS. Pada Desember 2012, 'Negeri Juche' berhasil menempatkan satelit pertama negara itu ke orbit. Rencana peluncuran roket itu menimbulkan dilema bagi masyarakat internasional. Barat dan sejumlah negara di kawasan Asia Timur telah berusaha keras untuk menolak uji coba nuklir Pyongyang sejak 6 Januari. Park menyatakan sikap terhadap Korut yang sama sekali tidak mengindahkan setiap sanksi internasional.
Ancaman dari PBB belum mampu mengubah sikap Pyongyang untuk menghentikan uji coba roket mereka. Park berpendapat satu-satunya solusi yang tepat dan ampuh ialah menjatuhkan sanksi yang cukup keras. Dengan sanksi keras, Korut diharapkan menyadari bahwa mereka tidak akan bertahan kecuali menghentikan program nuklir itu. Mengutip sumber-sumber diplomatik yang tidak mengidentifikasi diri, NHK melaporkan sebuah rudal telah dipersiapkan di pusat peluncuran roket di wilayah pantai timur Korut.
Akan tetapi, laporan tersebut tidak merinci apakah itu rudal jarak jauh atau pendek. Di tengah situasi tegang ini, ketua utusan nuklir Tiongkok Wu Dawei membahas 'situasi terbaru di Semenanjung Korea' dengan para pejabat senior Korea Utara, kemarin, saat kunjungannya ke Pyongyang. Wu telah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Korut Ri Su-yong, Wakil Menteri Luar Negeri Korut Kim Kye-gwan, dan rekan sejabatnya dari negara itu Ri Yong-ho.
PBB desak penghentian
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon, Rabu (3/2), menyeru kepada Korut untuk mengurungkan niat mereka meluncurkan roket. Ia memperingatkan langkah provokatif itu akan melanggar ketentuan larangan PBB terkait dengan teknologi rudal. "Sekjen meyakini bahwa penting bagi Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) untuk menahan diri dari menggunakan teknologi rudal balistik," kata juru bicara PBB Farhan Haq. Sekjen PBB menyebut pengumuman Pyongyang untuk uji coba roket mereka sebagai 'perkembangan yang mengganggu'. (AFP/Yonhap/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved