Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SEORANG sumber tepercaya Arab Saudi, akhir Januari lalu, membeberkan ihwal dana misterius US$681 juta (Rp9,3 triliun) yang mengalir ke rekening deposito pribadi Perdana Menteri (PM) Najib Razak. Sumber Saudi 'berkedudukan baik' itu, sebagaimana yang dikutip dalam laporan BBC, mengungkapkan dana itu merupakan hadiah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk membantu Najib memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) 2013.
Donasi tersebut, ujar sumber tadi, dikirim via sejumlah kawat atau telegram antara akhir Maret 2013 dan awal April 3013, hanya beberapa pekan menjelang pemilu pada 5 Mei 2013. Menurutnya, pembayaran untuk Najib diotorisasi dari pejabat paling tinggi di lingkaran kerajaan. Sumber yang meminta tidak disebutkan identitasnya tersebut mengatakan dana itu bersal dari saku pribadi dan kas pemerintah Kerajaan Saudi.
BBC melaporkan donasi digelontorkan untuk Najib di tengah kekhawatiran di Riyadh tentang pengaruh kelompok Ikhwanul Muslimin (IM). Saat itu, aliansi oposisi Malaysia memasukkan Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Para pendiri PAS disebut-sebut diinspirasi IM meski terdapat sedikit bukti bahwa kelompok yang berbasis di Mesir itu memiliki banyak pendukung di Malaysia.
Koalisi Najib memang memenangi pemilu, tapi dengan hasil terburuk dalam lebih dari 50 tahun berkuasa. "Dana itu untuk membantu Najib dan koalisinya memenangi pemilu, mempekerjakan tim strategis komunikasi dengan pengalaman internasional, dengan fokus pada Provinsi Sarawak, dan pendanaan program sosial melalui kampanye partai," kata sumber itu.
Orang dalam Saudi tersebut menambahkan, "Tidak ada yang tidak biasa tentang donasi ini ke Malaysia. Hal ini sangat mirip dengan bagaimana Saudi beroperasi di sejumlah negara." Ia pun menyatakan negara-negara seperti Yordania, Maroko, Mesir, dan Sudan turut menikmati donasi jutaan dolar dari dompet Kerajaan Saudi.
Putusan ganjal
Setelah sekian bulan dugaan skandal korupsi Najib menggelinding, Jaksa Agung Mohamed Apandi Ali, Selasa (26/1), menyatakan uang misterius di rekening pribadi pemimpin Malaysia itu merupakan donasi dari keluarga Kerajaan Saudi. Apandi, yang tiba-tiba diangkat Najib tak lama setelah kasus itu mencuat, memutuskan Najib tidak melakukan tindak pidana korupsi.
Dana dari Saudi itu disebutnya diberikan bukan dalam rangka memengaruhi Najib dalam kapasitasnya sebagai pemimpin negara. Bahkan Apandi menegaskan Najib telah mengembalikan sekitar US$620 juta ke keluarga Kerajaan Saudi, tetapi tidak disebutkan dikemanakan sisanya. Klaim pengembalian uang itu belakangan dipertanyakan pihak Saudi.
Bagi pihak oposisi Koalisi Harapan dan sejumlah kalangan di negara itu, putusan Apandi itu sudah diprediksi, sejak ia tiba-tiba diangkat Najib menggantikan Abdul Gani (AG) Patail pada Juli lalu. Najib memecat AG yang saat itu tengah berjuang menyingkap skandal korupsi tersebut.
Pada awal Juli 2015, AG mengumumkan sesuatu yang besar bahwa penyelidikan telah menemukan dokumen yang menunjukkan uang US$681 juta telah ditransfer dari kas perusahaan negara 1Malaysia Development Bhd (1MDB) ke rekening Najib antara Maret dan Mei 2013.
Najib, seperti dalam laporan BBC, juga telah menyatakan uang misterius di rekeningnya itu berasal dari 1MDB, tempat ia menjabat kepala dewan penasihat. Penyelidikan juga menemukan bukti bahwa Najib telah menerima sejumlah US$14 juta dari SRC Internasional. SRC ialah bekas anak perusahaan 1MDB hingga 2012.
Najib membantah 'mencuri uang'. Namun, ia melakukan sejumlah hal yang membuatnya tampak bersalah atau menutupi kasusnya, termasuk memecat Jaksa Agung AG. Najib juga mengganti Wakil Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin, yang vokal menyuarakan penanganan skandal itu.
Kalangan oposisi tidak memercayai kesimpulan Jaksa Agung Apandi dan bersumpah tidak akan membiarkan skandal US$681 juta menguap. "Ini hanya bisa terjadi dalam dongeng," ujar Rafizi Ramli, politikus partai oposisi, menyindir cerita Jaksa Agung Apandi di Malaysiakini.
Diburu mancanegara
Selain di dalam negeri Malaysia, sejauh ini ada empat negara yang berbeda, termasuk Amerika Serikat (AS), juga menyelidiki skandal korupsi dan pencucian uang yang melibatkan 1MDB (dalam beberapa kasus pembekuan aset).
Perusahaan 1MDB tidak hanya masalah korupsi Najib.
Dia dan keluarganya telah lama menuai kritik melakoni gaya hidup mewah. The New York Times melaporkan Najib, menurut para penyidik AS, mungkin telah melakukan transaksi realestat ilegal di AS yang membantu menggerek kekayaan mereka. Penyelidikan berfokus pada anak tiri Najib, Riza Aziz, produser film yang perusahaannya berada di balik film seperti The Wolf of Wall Street.
Selain AS, otoritas Swiss sedang menyelidiki skandal 1MDB. Kantor Jaksa Agung Swiss Michael Lauber mengatakan penyelidikan pidana dana negara 1MDB telah menyingkap sudah terjadi penyimpangan dana sekitar US$4 miliar dari perusahaan negara Malaysia.
Lauber mengatakan telah secara resmi meminta otoritas Malaysia untuk kooperatif terhadap penyelidikan. Mereka mengatakan kemungkinan telah terjadi potensi pelanggaran hukum Swiss terkait dengan penyuapan pejabat asing, pencucian uang, dan pengelolaan dana yang tidak tepat.
Kini pertanyaan terbesar ialah apakah dana besar itu didapat Najib dari hasil korupsi? Atau hadiah ilegal dari seorang raja asing? Tentunya jawabannya ada pada keseriusan penyidik dan penegak hukum dalam menyingkap misteri ini. (BBC/CNBC/WSJ/Vox.com/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved