Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
BENDERA nasional Tiongkok kemarin dikibarkan setengah tiang di Lapangan Tiananmen, Beijing. Pemasangan bendera bertujuan memperingati mantan Perdana Menteri Tiongkok, Li Peng, seorang garis keras dalam operasi penumpasan pengunjuk rasa yang menduduki Beijing pada 1989.
Li, yang mengembuskan napas terakhir pada usia 90 tahun, dicaci kalangan aktivis lantaran dianggap sebagai 'Algojo Beijing'. Dia dinilai berperan dalam aksi penindakan militer terhadap massa prodemokrasi. Akan tetapi, dia menuai pujian di media pemerintah.
Setelah meninggal, Li disebut sebagai tentara komunis yang setia dan berani mengambil langkah tegas untuk menghentikan kekacauan pada 30 tahun lalu.
Menyoroti kondisi di Tiananmen pekan ini, pasukan militer melakukan upacara pengibaran bendera setengah tiang.
Ratusan turis pun memandangi langit mendung di Ibu Kota. "Dia (Li) merupakan sosok yang memiliki kemauan kuat," ujar seorang warga dari Provinsi Shaanxi.
Bendera nasional Tiongkok juga berkibar setengah tiang di Hong Kong, yang menjadi lokasi pertemuan untuk mengenang para korban pen-umpasan 1989 setiap tahunnya.
Padahal, bekas koloni Inggris diguncang protes besar dalam dua bulan terakhir. Mayoritas warga Hong Kong menentang otoritas Beijing terhadap pusat finansial global tersebut.
Kantor berita Xinhua melaporkan jasad Li akan dikremasi di Beijing pada awal pekan ini. Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang di Great Hall of the People serta sejumlah gedung pemerintah, bandara, dan kedutaan besar Tiongkok lainnya.
Li menjabat sebagai PM Tiongkok selama 11 tahun hingga 1989. Dia juga pernah menjabat sebagai ketua parlemen Tiongkok.
Meski keputusan mengirim pasukan ialah keputusan kolektif di bawah pimpinan Deng Xiaoping, Li secara luas dianggap bertanggung jawab atas tindakan keras mematikan di Tiananmen. Pandangan negatif itu terus membuntuti sampai akhir karier politiknya pada 2003. (AFP/Tes/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved