Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Trump Berbicara Halus di G-20, Hindari Pecah Belah

Denny Parsaulian Sinaga [email protected]
29/6/2019 06:00
 Trump Berbicara Halus di G-20, Hindari Pecah Belah
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump mengadakan pertemuan di sela-sela KTT G20 di Osaka pada 28 Juni 2019.(AFP)

PARA pemimpin dunia memulai salah satu pertemuan G-20 yang paling berisiko dalam beberapa tahun pada Jumat (28/6). Hal itu karena di saat bersamaan perang dagang AS-Tiongkok dan isi perubahan iklim makin panas, meskipun ada nada yang terkesan mendamaikan dari Presiden AS, Donald Trump.

Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo mengimbau persatuan di antara para pemimpin dunia yang bertengkar pada awal era baru Jepang 'Reiwa' atau 'harmoni yang indah'.

"Dengan bantuan Anda, saya harap kami akan mewujudkan harmoni yang indah di Osaka. Daripada menyoroti konfrontasi kami, mari kita mencari tahu apa yang menyatukan kita," kata Abe membuka pembicaraan.

Kelompok negara G-20 tengah bergulat dengan berbagai macam isu, mulai ketegangan atas perdagangan global hingga kesepakatan nuklir dengan Iran.

"Saya sangat prihatin dengan situasi ekonomi global saat ini. Dunia memperhatikan arah para pemimpin G-20. Kita perlu mengirim pesan yang kuat, yaitu untuk mendukung dan memperkuat sistem perdagangan yang bebas, adil, dan tidak diskriminatif," kata Abe.

Trump masuk dengan Presiden Vladimir Putin, mengobrol dengan ramah, dan pemimpin Rusia itu menepuk punggung rekan Amerika-nya itu dengan lembut saat mereka berpisah.

Kedua pemimpin itu bertemu untuk pembicaraan tatap muka pertama sejak bertemu di Helsinki pada Juli lalu, dengan Trump memuji hubungan mereka sangat baik.

Dia sampaikan ini setelah keduanya mengadakan pembicaraan di sela-sela pertemuan G-20 di Osaka, Jepang.

"Merupakan kehormatan besar bersama Presiden Putin," kata Trump, yang terakhir mengadakan pembicaraan tatap muka dengan pemimpin Rusia itu di Helsinki pada 2018.

"Kami memiliki hubungan yang sangat, sangat baik," tambah Trump.

Konflik AS-Tiongkok

Bagian yang paling ditunggu-tunggu dari pertemuan itu ialah pada Sabtu (29/6) ketika Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan tatap muka pertama mereka sejak G-20 terakhir.

Para ahli percaya ada sedikit peluang untuk memulai kesepakatan penuh. Menurut mereka, harapan terbaik untuk gencatan senjata ialah menghindarkan Washington memberlakukan tarif baru dan meningkatkan konflik.

Meskipun gencatan senjata tidak dijamin, Wall Street Journal melaporkan pada Kamis, bahwa Beijing tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun, kecuali Washington mencabut larangannya pada perusahaan telekomunikasi Tiongkok, Huawei.

Tuan rumah Jepang berharap dapat menjembatani kesenjangan antara para pemimpin Eropa yang menginginkan tindakan kuat dan pemerintahan Amerika yang berkomitmen menarik diri dari perjanjian iklim Paris.

AS disebut menekan para sekutu di G-20 menolak bahasa perubahan iklim yang kuat dalam pernyataan akhir. Sumber kepresidenan Prancis mengungkapkan beberapa negara Uni Eropa menentang hal tersebut.

"Sekitar tiga atau empat (negara) berada dalam tekanan AS untuk melarutkan pesan," ujar sumber kepada sejumlah wartawan di Osaka.

Sumber itu enggan memaparkan negara-negara yang menjadi sasaran Washington.

Di lain sisi, Brasil di bawah kepempimpinan Presiden Jair Bolsonaro, dan Arab Saudi sebagai negara penghasil minyak, dinilai skeptis terhadap isu perubahan iklim. (AFP/Tes/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik