Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Menjelajah Antartika Tanpa Bantuan

(AFP/Tesa Oktiana Surbakti/I-1)
28/12/2018 07:30
Menjelajah Antartika Tanpa Bantuan
(AFP)

PENJELAJAH asal Amerika Serikat (AS) menjadi orang pertama yang berhasil menyelesaikan perjalanan tunggal melintasi Antartika, tanpa bantuan apa pun.

Colin O'Brady yang berusia 33 tahun, membutuhkan waktu 54 hari untuk merampungkan penjelajahan sekitar 1.600 kilometer (km) di benua beku.

"Saya berhasil mencapai tujuan menjadi orang pertama dalam sejarah, yang mampu melintasi Benua Antartika sendirian tanpa hambatan dan tanpa bantuan," bunyi unggahan O'Brady dalam akun Instagram-nya, setelah menempuh 77,5 mil dalam 32 jam terakhir.

"Sementara itu, 32 jam terakhir merupakan waktu paling menantang dalam hidup saya. Sejujurnya itu merupakan momen terbaik yang pernah saya alami," imbuh pendaki yang memegang rekor dunia untuk Explorers Grand Slam dan Seven Summit.

"Saya terkunci dalam situasi aliran terendah sepanjang waktu, sembari tetap fokus pada tujuan akhir. Saya membiarkan pikiran ini menceritakan pelajaran mendalam dari sebuah perjalanan. Saya ingin sekali menulis ini karena saya belum bisa tidur sampai sekarang," kisah O'Brady.

Perjalanannya terdeteksi oleh GPS. Pembaruan langsung dari perjalanan tersebut terus muncul di situs colinobrady.com. Sebelumnya, O'Brady dan seorang warga negara Inggris, yakni kapten angkatan darat Louis Rudd, berangkat secara terpisah pada 3 November dari Union Glacier. Keduanya berupaya menjadi yang pertama menjelajah Benua Antartika secara mandiri.

Pada 1996, seorang penjelajah kutub asal Norwegia, Borge Ousland, menjalani perjalanan solo pertama di Benua Antartika. Namun, penjelajahannya dibantu layang-layang.

O'Brady dan Rudd berngkat dengan kereta luncur lintas negara atau biasa disebut kereta gantung yang beratnya hampir 180 kilogram (kg). Kemudian, O'Brady berhasil mencapai Kutub Selatan pada 12 Desember, setelah memasuki 40 hari perjalanan. Usai menempuh total perjalanan 921 mil, dia tiba di titik akhir Paparan Es Ross, Samudra Pasifik. Sementara itu, posisi Rudd sekitar satu atau dua hari di belakang.

O'Brady membulatkan tekad untuk menyelesaikan perjalanan sampai titik akhir. "Saat saya merebus air untuk sarapan pagi, muncul pertanyaan yang tampak mustahil di benak saya," tutur O'Brady.

"Saya bertanya-tanya, apakah mungkin melakukan satu dorongan terus-menerus sampai akhir?"

"Saya akan terus maju dan mencoba menyelesaikan seluruh 80 mil sampai akhir, dalam sekali jalan," tulis O'Brady.

The New York Times menggambarkan upaya O'Brady sebagai salah satu prestasi paling luar biasa dalam sejarah perkutuban. "Untuk menyelesaikan 77,45 mil terakhir dalam satu perjalanan, pada dasarnya melawan angin dalam maraton pada hari ke-53 perjalanan yang belum pernah terjadi, menetapkan garis lebih tinggi bagi siapa saja yang mencoba melampauinya," bunyi ulasan Times.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya