Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Meksiko akan Deportasi Imigran Ilegal

Tesa Oktiana Surbakti
27/11/2018 05:00
Meksiko akan Deportasi Imigran Ilegal
(AFP/Pedro PARDO)

PEMERINTAH Meksiko akan mendeportasi para imigran yang berada dalam kelompok yang terdiri dari 500 orang yang berusaha keras dan secara ilegal melintasi perbatasan ke AS pada Minggu (25/11) waktu setempat.

Dari rekaman video terlihat puluhan orang termasuk perempuan dan anak-anak, berlari mendekat ke pagar yang memisahkan kedua negara, di dekat Kota Tijuana. Mereka dipaksa mundur oleh petugas perbatasan AS, dengan tembakan gas air mata.

Dalam pernyataan resmi, Kementerian Dalam Negeri Meksiko menekankan seluruh imigran yang mencoba menerobos perbatasan telah diidentifikasi. Selanjutnya, mereka akan dideportasi ke wilayah asal. "Tindakan imigran tersebut melanggar kerangka migrasi legal dan bisa menyebabkan insiden serius," bunyi keterangan pemerintah setempat.

Ketegangan di Tijuana, wilayah yang dekat dengan perbatasan, terus meningkat sejak kedatangan ribuan imigran awal bulan ini. Gelombang imigran yang sudah tiba di Tijuana, telah melewati perjalanan lebih dari 4.000 kilometer (km) dari Amerika Tengah. Mereka terpaksa melarikan diri agar terhindar dari ancaman peng-aniayaan, tindakan kekerasan dan kemiskinan di negara asal, yakni Honduras, Guatemala, dan El Salvador.

Akan tetapi, perjuangan migran belum usai. Pasalnya, mereka harus menghadapi penantian panjang untuk mengetahui apakah permohonan suaka akan diterima AS atau malah sebaliknya. Mengingat, Presiden AS Donald Trump bersumpah memperketat penjagaan di sisi perbatasan Meksiko, sampai pengadilan mengeluarkan putusan atas kasus tersebut. Pun, hasil putusan membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Di tengah meningkatnya keputusasaan, kelompok imigran yang mencakup sekitar 500 orang, melakukan protes damai atas hak pencarian suaka politik di AS. Namun, unjuk rasa berujung pada aksi terobos pagar perbatasan.

Dipicu provokasi

Menteri Dalam Negeri Meksiko, Alfonso Navarette, menuturkan kelompok imigran yang melakukan demonstrasi sudah mengajukan izin berikut pengawalan petugas. Sayangnya, terjadi provokasi yang dipicu beberapa pemimpin gerakan tersebut, yang akhirnya mendorong penyerangan untuk mendobrak perbatasan AS.

Berdasarkan pengamatan kantor berita AFP, sejumlah imigran berhasil memanjat pagar perbatasan pertama. Begitu mulai mencoba menyeberangi dinding kedua, petugas perbatasan AS mulai melemparkan gas air mata. Akibatnya, para imigran berlarian melindungi diri dari paparan gas air mata, sebagian menangis seraya berteriak ingin mencari kehidupan lebih baik di 'Negeri Paman Sam'.

Ana Zuniga, imigran asal Honduras, mencoba menyeberangi wilayah perbatasan bersama anaknya yang berusia 3 tahun. "Kami mencoba berlari menerabas perbatasan, tetapi banyaknya asap dari gas air mata, membuat kami kesulitan bernapas," tukasnya kepada AFP.

Buntut penyerangan wilayah perbatasan, AS memutuskan menutup area penyeberangan dekat Tijuana, yang biasa dilalui kendaraan maupun pejalan kaki. Trump mengancam menutup seluruh akses perbatasan AS-Meksiko awal pekan ini.

Dia memberikan lampu hijau kepada pasukan yang bersiaga di perbatasan untuk menggunakan senjata jika diperlukan. Sebanyak 5.800 pasukan dikerahkan di wilayah perbatasan. Trump menggambarkan imigran layaknya gelombang invasi.(BBC/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik