Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Jelang G-20, Ketegangan Tiongkok-AS Meningkat

Aljazeera/I-1
27/11/2018 04:00
Jelang G-20, Ketegangan Tiongkok-AS Meningkat
(AFP/THOMAS PETER / POOL)

HARAPAN pertemuan minggu ini antara Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping di G-20 di Argentina akan mencapai terobosan perdagangan bakal memudar. Para analis dan pemimpin bisnis mengaku kecewa atas ketegangan yang semakin intensif menjelang KTT G-20.

Pertemuan antara kedua pemimpin di Buenos Aires dilihat sebagai sinar harapan terakhir bahwa Beijing dan Washington akan menyelesaikan perbedaan perdagangan dan menghindari tambahan tarif AS pada ekspor Tiongkok di tahun baru.

Henry Wang, presiden think-tank Center for China and Globalization yang berbasis di Beijing, terkejut ketika pekan lalu Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa Tiongkok telah gagal mengubah praktik yang tidak adil, tidak masuk akal, dan mendistorsi pasar.

"Tidak tepat untuk memublikasikan laporan negatif ini sebelum KTT. Ini tidak kondusif untuk dialog yang konstruktif, dan itu tidak terlihat bagus," kata Wang.

"Presiden Trump mengatakan sesuatu, Lighthizer mengatakan sesuatu yang berbeda, dan begitu juga penasihat ekonomi Larry Kudlow dan lain-lain. Tiongkok telah mempertahankan pesan ingin mencari dialog dan menyelesaikan masalah. Itu seharusnya menjadi sikap kedua belah pihak," tambahnya.

Para pejabat Beijing melakukan serangan dengan juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok Gao Feng, bahwa pemerintahan Trump membuat tuduhan baru yang benar-benar tidak dapat diterima dan tidak berdasar terhadap pihak Tiongkok.

Kementerian juga menilai dampak potensial dari proposal AS terpisah untuk memperketat kontrol atas ekspor teknologi.

Wakil Perwakilan Perdagangan dari Duta Besar AS dan WTO Dennis Shea mengatakan Tiongkok menggunakan badan perdagangan dunia untuk mempromosikan kebijakan nonpasar, sedangkan seorang wakil Tiongkok mengatakan Washington hanya menyalahkan Beijing untuk menyamarkan pelanggaran aturannya sendiri.

Presiden Kamar Dagang Amerika di Tiongkok, William Zarit, mengatakan Washington telah kehilangan kesabaran dengan Beijing.

"Bertahun-tahun diskusi dengan pemerintah Tiongkok hanya menghasilkan kemajuan marginal," katanya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik