Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PESAWAT luar angkasa tanpa awak yang diluncurkan NASA sekitar 7 bulan lalu, siap mendarat di Planet Mars, yang bertetangga dengan Bumi. Rasa penasaran yang mendorong penelitian terhadap planet berwarna merah itu dimulai sejak 2012.
Sejumlah ilmuwan utama NASA mengaku susah tidur, telapak tangan berkeringat, hingga sakit perut, jelang pendaratan pesawat antariksa bernama Mars Insight. Pesawat bernilai US$993 juta itu dijadwalkan mendarat di Mars pada Senin (26/11) ini.
Tujuan penjelajahan Mars Insight ialah mengamati ssekaligus mendengarkan gempa dan getaran sebagai cara untuk mengungkap misteri yang tersimpan dari 'Planet Merah'. Termasuk sejarah pembentukan planet miliaran tahun lalu, perluasan wilayah, maupun bagaimana planet berbatu seperti Bumi terbentuk.
Dari 43 percobaan menyambagi Mars, lebih dari setengahnya gagal. Padahal, puluhan percobaan menggunakan penjelajah, pengorbit, dan pesawat pemeriksa, digencarkan badan antariksa dari seluruh dunia. NASA menjadi satu-satunya badan antariksa yang berhasil menorehkan sejarah. Misi robotik ini bagian investasi menuju penjelajahan manusia pertama di Planet Mars pada 2030.
"Kami tidak pernah menganggap Mars sebagai planet yang biasa. Mars ini rumit," ujar administrator asosiasi NASA untuk direktorat misi sains, Thomas Zurbuchen, Minggu (25/11) waktu setempat.
Tensi drama pendaratan semakin meningkat sejak pukul 11.47 pagi (19.40 GMT) di NASA's Jet Propulsion Laboratory di Pasedena, California, pusat kontrol misi untuk Mars Insight. Enam menit jelang pendaratan akan menjadi teror yang mendebarkan. Pesawat ruang angkasa yang terlindung perisai panas saat memasuki atmosfer Mars, meningkatkan kecepatan pada level 12.300 mph. Begitu indikator perisai panas menunjukkan suhu 2.700 Fahrenheit atau sekitar 1.500 Celsius, sinyal radio kemungkinan hilang sebentar.
"Proses pendaratan seperti terjun bebas, menjadi hal yang benar-benar menakutkan bagi saya. Kami terus memikirkannya," ucap manajer proyek Mars Insight, Tom Hoffman.
Hoffman pun menggambarkan emosinya yang campur aduk. "Kami sudah melakukan semua yang kami pikirkan untuk memastikan pendaratan berhasil. Tetapi, bagaimanapun tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi." Mars Insight sebagai proyek yang unik karena mencakup kontribusi dari beberapa badan antariksa asal Eropa. Lembaga Ruang Angkasa Prancis (CNES) menciptakan instrumen Seismic Experiment for Interior Structure (SEIS), yakni elemen kunci untuk mendeteksi gempa.
Para ilmuwan berharap rekaman tremor di Mars membantu mengungkap ada tidaknya aktivitas gempa, gunung berapi, atau dampak meteor. Dari situ, jalan pengungkapan misteri pembentukan planet semakin terbuka lebar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved