Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
HAL yang wajar bila sebotol minuman anggur merah di Amerika Serikat (AS) dan Eropa dibanderol hingga US$300. Itu disebabkan produksinya berada di tempat yang tidak biasa, yakni di kaki pegunungan Himalaya.
Di sana, sembari memetik buah anggur, para petani lokal kerap bersenandung lagu-lagu tradisional, seperti di perkebunan anggur Ao Yun di kaki Gunung Meili dengan ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut yang berada tidak jauh dari Tibet.
Meski konsumsi minuman anggur melesat tajam di Tiongkok, ternyata hal itu belum bisa mencapai level sebagai produsen utama. Akan tetapi, pengusaha raksasa asal Prancis, Moet Hennesy, berani membuka perkebunan anggur di wilayah terpencil itu.
Tujuannya tidak lain ingin membuktikan bahwa negara Asia mampu menghasilkan sebotol anggur merah kelas satu. Perusahaan itu membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk mencari lahan ideal bagi tumbuhnya pohon anggur unggulan.
Setelah bertahun-tahun mencari, orang-orang Moet Hennesy berhenti di Ao Yun, yakni wilayah selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok. Dari sana, dimulai debut produksi sejak 2013.
Kini, perkebunan anggur itu dikenal sebagai wilayah 'terbang di atas awan'. "Tempat ini sungguh ajaib, seperti memiliki sisi liar," tutur manajer perkebunan Ao Yun, Maxence Dulou, seraya memeriksa tanaman anggur dengan hati-hati.
Dulou menyebut perkebunan Ao Yun sebagai terroir, istilah Prancis yang menggambarkan tanah dan kondisi iklim yang kondusif untuk pertumbuhan tanaman angur.
Dalam menjalankan bisnis, perusahaan tersebut ingin menunjukkan kepada dunia bahwa produksi anggur berskala raksasa dapat dilakukan di tanah Tiongkok.
Dia bahkan menyayangkan konsumen lokal yang cenderung menyukai kualitas anggur buatan Prancis ketimbang produk rumahan. Belum lama ini, perusahaan itu berhasil memadukan varietas anggur Cabernet Sauvignon dan Cabernet Franc yang mengejutkan banyak pencinta anggur.
Produksinya pun terbatas, yakni hanya sekitar 2.000 botol per tahun dengan pangsa pasar Tiongkok, sejumlah negara Asia, Amerika Serikat, dan Eropa.
Doluo pun mengaitkan keberhasilan perkebunan anggur di wilayah kaki gunung tersebut sebagai kolaborasi antara timur dan barat. "Penduduk Tiongkok sangat kreatif. Mereka tidak takut akan perubahan. Hal itu luar biasa karena kalau takut pada perubahan tentu sulit mengembangkan kreativitas."
Di wilayah terpencil itu, Hennessy menyewa lahan perkebunan anggur selama 30 tahun dari petani setempat. Sebelumnya, pemerintah setempat memang sudah mendorong penduduk desa beralih dari menanam jelai ke tanaman anggur sejak 2012.
Analisis yang sama ada di benak Hennessy. Dia memandang area tersebut sangat potensial untuk pengembangan industri anggur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved