Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
DAWN, pesawat ruang angkasa NASA yang diluncurkan 11 tahun lalu dan mempelajari dua objek terbesar di sabuk asteroid, telah mengakhiri misinya setelah kehabisan bahan bakar.
Para ilmuwan telah mengetahui selama sekitar satu bulan bahwa Dawn pada dasarnya kehabisan hidrazina, bahan bakar yang membuat antena pesawat angkasa itu berorientasi ke bumi dan membantu mengubah panel surya ke matahari untuk mengisi ulang.
Ketika pesawat antariksa menjawab komunikasi terjadwal dengan Deep Space Network NASA pada Rabu dan Kamis, badan antariksa secara resmi menyatakan Dawn mati.
“Fakta bahwa bingkai pelat mobil saya menyatakan, ‘kendaraan saya yang lain ada di sabuk asteroid utama’, menunjukkan berapa besar kebanggaan kepada Dawn,” kata Direktur Misi dan Kepala Insinyur Marc Rayman di Jet Propulsion Laboratory NASA.
“Tuntutan yang kami berikan kepada Dawn sangat luar biasa, tetapi menghadapi tantangan setiap waktu. Sulit untuk mengucapkan selamat tinggal pada pesawat luar angkasa yang luar biasa ini, tapi sudah waktunya.”
Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi dari Direktorat Misi Sains NASA di Washington, memuji kontribusi vital Dawn dan pencapaian teknis luar biasa.
Dawn menjadi satu-satunya pesawat antariksa yang pernah mengorbit pada benda kosmik di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter pada 2011 ketika mulai mengitari asteroid Vesta.
“Kemudian Dawn pindah ke planet kerdil Ceres pada 2015 sehingga menjadi pesawat antariksa pertama yang mengunjungi planet kecil dan satu-satunya pesawat angkasa yang mengorbit,” kata NASA.
Pesawat luar angkasa tak berawak itu telah menempuh 6,9 miliar kilometer sejak diluncurkan pada 2007.
Diperkirakan tetap di orbit di sekitar Ceres selama beberapa dekade, tetapi tidak akan lagi dapat berkomunikasi dengan bumi.
Zurbuchen mengatakan pembelajaran dari misi Dawn akan terus berlanjut. “Gambar dan data mengejutkan yang dikumpulkan Dawn dari Vesta dan Ceres sangat penting untuk memahami sejarah dan evolusi tata surya kita,” katanya.
Data yang diberikan Dawn memungkinkan para peneliti untuk membandingkan dua objek mirip planet yang sangat berbeda dalam hal berevolusi.
Selain itu, informasi dari Dawn juga menunjukkan betapa pen-tingnya sebuah lokasi bagi objek di awal-awal lahirnya sistem tata surya untuk terbentuk dan berevolusi.
Kini, Dawn akan tetap berada di orbit Ceres paling tidak selama 20 tahun. Bahkan, para peneliti 99% yakin ia bisa bertahan paling tidak untuk jangka waktu 50 tahun.
Kematian Dawn ialah yang terbaru dalam serangkaian masalah pesawat antariksa untuk NASA. Teleskop ruang angkasa Kepler kehabisan bahan bakar awal pekan ini. Seperti yang diharapkan, hal itu juga mengakhiri misi sembilan setengah tahun berburu planet di luar tata surya kita.
NASA Opportunity Rover terhenti di permukaan Mars me-nyusul badai debu besar yang melanda pada akhir Mei dan Juni.
Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Chandra X-Ray Observatory mengalami masalah teknis bulan lalu dan telah diperbaiki sepenuhnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved