Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
SEBUAH bilik kecil yang hanya muat untuk satu orang dewasa yang terhampar di stasiun bawah tanah hingga tenda-tenda berkemah yang berjejer di bawah gedung pencakar langit, menjadi tempat kerja baru bagi orang-orang Jepang yang dikenal gila kerja.
Tempat kerja yang tidak biasa itu bermunculan di seluruh wilayah Jepang. Menjamurnya tempat-tempat kerja baru itu bertepatan saat sejumlah perusahaan mencoba beralih dari kebiasaan mengikat karyawan-karyawan mereka bekerja di balik meja ke area kerja yang menawarkan kebebasan saat beraktivitas.
Seperti di trotoar area distrik keuangan Marunouchi di Tokyo, sekelompok pebisnis membawa laptop mereka sambil duduk di atas bantal di sekitar meja rendah di dalam tenda berkemah yang dikelilingi gedung-gedung berkaca yang berkilauan.
‘Kantor luar’ yang difungsikan untuk sementara ini dibuat Snow Peak Business Solutions. Kantor-kantor itu tersedia di taman-taman di tepi sungai pinggiran Kota Tokyo. Kini, kantor seperti itu terbukti menjadi hit di antara perusahaan-perusahaan yang ingin menempatkan staf-staf mereka keluar dari suasana kantor yang pengap.
Yasuyuki Minami, karyawan di perusahaan raksasa perangkat lunak SAP Jepang mengatakan lingkungan yang tidak biasa itu mampu mencetuskan ide-ide bisnis baru saat rapat digelar di bawah naungan tenda di bawah terik matahari.
Atasannya, Tsutomu Ushida, Wakil Presiden SAP Jepang, mengakui hal itu. “Selama ini, kami cenderung memiliki ide-ide tetap dan stereotipe ketika kami berada di kantor. Ini adalah pengalaman yang baik untuk bekerja di udara terbuka dan merupakan sesuatu yang tidak kami alami setiap hari,” ungkapnya.
Ryo Murase, kepala perusahaan yang mempromosikan kantor-kantor terbuka tersebut mengatakan ternyata orang-orang sangat menikmati bekerja di bawah sinar matahari dan merasakan angin sepoi-sepoi.
“Kita hidup di dunia di mana AI (artifisial intelligence) dan robot mengambil alih. Saya percaya, kita sebagai manusia harus melakukan sesuatu yang lebih emosional, menginspirasi, welas asih, dan menarik,” katanya kepada AFP.
Hal lainnya yang sedang menjamur ialah ruang karaoke teleworking yang jauh dari nuansa kantor konvensional. Fasilitas ini ditawarkan operator karaoke terbesar di Jepang.
Daiichikosho memulai layanan baru itu pada April tahun lalu dan sekarang membuka ruang bernyanyi untuk ruang kantor di 33 outlet yang dekat dengan distrik bisnis di kota-kota besar.
Untuk tiap 600 yen per jam (sekitar Rp82 ribu), pengguna dapat menampilkan gambar secara langsung dari laptop mereka ke layar besar yang terpampang di dinding. Tidak hanya itu, pemateri publik yang pemalu juga dapat mempresentasi bisnis mereka menggunakan mikrofon karaoke dan papan putih. Semua itu dalam ruangan kedap suara.
Hideyuki Aoki, karyawan di NTT Communications, kerap menggunakan layanan ini beberapa kali dalam seminggu. (AFP/Denny Parsaulian Sinaga/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved