Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
PEMBERONTAK Houthi Yaman mengatakan serangan udara oleh aliansi militer Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) telah menewaskan puluhan warga sipil. Sebagian besar dari mereka, menurut laporan yang ditolak aliansi itu, ialah anak-anak.
Menurut Al Masirah TV Houthi, 22 anak-anak dan empat wanita tewas pada Kamis (23/8) saat jet tempur menyerang sebuah kamp bagi orang-orang telantar di Ad Durayhimi yang terletak sekitar 20 kilometer dari kota Laut Merah, Hodeidah.
Serangan yang dilaporkan itu terjadi dua minggu setelah serangan udara koalisi di sebuah bus sekolah yang menewaskan 40 anak laki-laki.
Dengan dukungan dari Amerika Serikat (AS), Saudi dan UEA menyerang Yaman sejak Maret 2015. Itu jadi bagian dari kampanye militer untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abu-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.
Hussein al-Bukhaiti, aktivis pro-Houthi yang berbasis di Sana'a, mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan udara pada Kamis itu mencapai 31 orang.
"Serangan Saudi pada awalnya menargetkan sebuah desa di Ad Durayhimi di selatan Hodeidah yang menewaskan lima orang dan melukai dua lainnya," katanya kepada Al Jazeera.
Bukhaiti mengatakan 26 wanita dan anak-anak diserang sebelum naik bus saat berupaya melarikan diri. Serangan Saudi-UEA terhadap bus itu membunuh semua orang.
Sebelumnya pada Kamis, kantor berita negara UEA, WAM, mengatakan Houthi meluncurkan rudal balistik ke distrik yang sama, yang mengakibatkan kematian satu anak. Tidak ada klaim pihak yang bisa diverifikasi secara independen.
Alan Fisher dari Al-Jazeera yang melaporkan dari negara tetangga Djibouti mengatakan laporan terbaru tentang kematian warga sipil mungkin akan diselidiki. "Laporan yang kami dapatkan dari para wartawan di Yaman semuanya menunjuk ke arah sama dan setidaknya ada 20 anak tewas dalam serangan koalisi."
Tahun lalu, PBB memasukkan koalisi militer Saudi-UEA ke daftar hitam pelanggar hak-hak anak karena menyebabkan kematian dan cedera ratusan anak di Yaman.
Pada 9 Agustus, serangan udara oleh koalisi Saudi-UEA menghantam bus sekolah di Provinsi Saada yang dikendalikan Houthi dan menewaskan 51 orang, termasuk 40 anak.
"Jika terbukti lagi bahwa rudal AS yang ditembakkan koalisi pimpinan Saudi, akan ada desakan yang lebih besar mempertanyakan intervensi dan keterlibatan AS di Yaman," kata Fisher.
Menurut PBB, setidaknya 10 ribu orang telah tewas dalam perang tiga tahun di Yaman. Jika diperbarui, jumlah korban tewas pasti jauh lebih tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved