Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
KRISIS ekonomi Turki yang ditandai melemahnya nilai tukar lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan berdampak luas ke perekonomian global. Sentimen krisis Turki bahkan sudah mulai mengguncang kinerja bursa saham Asia.
Bursa saham Hong Kong terkoreksi 1,4% pada akhir perdagangan kemarin. Merosotnya kinerja indeks saham Hong Kong diikuti pelemahan bursa saham Shanghai dan Tokyo yang masing-masing turun 0,3% dan 2%.
Dampak krisis Turki pun memengaruhi kinerja indeks saham Singapura yang merosot 0,8% dan bursa saham Seoul turun hingga 1,5%.
Sebelumnya, para investor global sudah mulai khawatir dengan ketegangan perang dagang antara AS dan Tiong-kok. Efek domino anjloknya nilai tukar lira kemudian memicu investor melakukan aksi jual di bursa saham Eropa dan New York pada akhir pekan lalu. Mereka pun mulai mengalihkan aset ke safe haven, seperti yen Jepang dan franc Swiss.
Terhitung sejak awal tahun, lira mengalami depresiasi cukup dalam hingga pada level 3,70 terhadap dolar AS. Belum lama ini posisi lira terhadap dolar AS sempat menyentuh titik terendah sepanjang sejarah, yakni 7,2362. Pun, nilai tukar lira merosot tajam terhadap euro.
Namun, pergerakan lira perlahan menguat tipis seusai pemerintah Turki menyatakan segera meluncurkan sebuah 'rencana aksi' untuk merespons krisis yang melanda Ankara.
Strategi pemerintah Turki turut diperkuat langkah bank sentral yang siap mengambil keputusan apa pun terkait dengan 'hal yang dibutuhkan' untuk memperkuat stabilitas keuangan domestik. Di sam-ping itu, syarat pinjaman juga akan dilonggarkan, berikut ketersediaan likuiditas bagi masyarakat yang mengajukan kredit.
"Pihak kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menenangkan pasar. Rencana itu mengarah pada penguatan perbankan, juga usaha skala kecil dan menengah yang terdampak pelemahan lira," ujar Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak.
Multidimensi
Kondisi perekonomian Turki mulai goyah seiring pelemahan ekonomi global. Seruan pasar untuk menaikkan suku bunga acuan pun tak digubris bank sentral Turki. Memanasnya perselisihan AS dan Turki yang dipicu serangkaian persoalan, termasuk penahanan pendeta AS Andrew Brunson ikut memperburuk situasi ekonomi Turki.
"Pelemahan lira sebenarnya bersifat multidimensi. Tidak hanya dipengaruhi guncangan eksternal yang memengaruhi defisit transaksi berjalan dan penurunan cadangan devisa, tetapi juga terdapat pengaruh gejolak politik yang menambah kerentanan kurs," jelas pengamat pasar global dari JP Morgan Asset Management Kerry Craig.
Kendati demikian, Craig memandang pengetatan kebijakan moneter setidaknya dapat menahan depresiasi lira.
Lira bukan satu-satunya mata uang yang melemah terhadap dolar AS. Hal serupa juga terjadi pada hampir seluruh mata uang negara global, terutama negara berkembang. Pascasanksi oleh AS pekan lalu, rubel Rusia tercatat melemah hingga 2% terhadap dolar AS. Nilai tukar won Korea Selatan dan dolar Australia juga masing-masing merosot 0,4%.
Sementara itu, kurs rupee India mencapai titik terendah pada level 69,92 terhadap dolar AS, yang turut dipengaruhi kenaikan harga minyak mentah global mengingat India merupakan negara importir minyak.
(AFP/Tes/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved