Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Tiongkok Incar Investasi dengan Eropa Timur

Irene Harty
07/7/2018 17:39
Tiongkok Incar Investasi dengan Eropa Timur
(AFP PHOTO / Bulgarian Government Press Office)

DI tengah perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang bertemu dengan para pemimpin dari Eropa tengah dan timur di Bulgaria pada Sabtu (7/7) untuk membahas peluang investasi.

Proyek jalan dan kereta api yang didanai oleh Tiongkok akan menjadi agenda tinggi di KTT, yang telah menimbulkan kekhawatiran di Brussels dan negara-negara Eropa Barat yang lebih kaya, tentang pengaruh Cina yang tumbuh di wilayah tersebut.

Pada pertemuan tahunan ketujuh 'kerja sama 16 + 1', Li akan bertemu dengan para pemimpin dan perusahaan dari 11 negara anggota Uni Eropa dan lima negara Balkan yang berharap bergabung dengan blok tersebut.

Pembicaraan mereka akan fokus pada usaha patungan dalam industri dan sektor teknologi tinggi serta infrastruktur, pertanian, dan pariwisata, menurut tuan rumah Bulgaria dalam pernyataan.

Namun, ada kekhawatiran KTT bisa menjadi upaya Tiongkok untuk bersaing dengan proyek-proyek Uni Eropa dan memberi bantuan dengan mendanai infrastruktur di bawah inisiatif 'Belt and Road' global yang membagi blok.

Laporan Desember 2017 oleh Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri (ECFR) menyatakan pertemuan itu telah mendorong spekulasi di Brussels dan ibu kota Eropa lainnya tentang upaya Tiongkok untuk memecah belah dan memerintah orang Eropa.

Namun, Li bergegas mengecilkan kekhawatiran Brussels.

"Kerjasama 16 + 1 sama sekali bukan platform geopolitik. Sama mungkin mengatakan bahwa kerja sama semacam itu dapat memisahkan Uni Eropa tetapi ini tidak benar," katanya setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov.

"Tiongkok mendukung integrasi Eropa dan Uni Eropa united karena kami memahami bahwa Uni Eropa adalah kekuatan penting untuk kemakmuran dan perdamaian global," lanjut Borisov.

Borisov menambahkan Tiongkok tidak berusaha untuk bersaing, tetapi lebih melengkapi bantuan Uni Eropa di wilayah tersebut.

Antusiasme di antara para peserta telah berkurang selama bertahun-tahun karena dana Tiongkok, termasuk kredit senilai US$10 miliar yang dijanjikan dan dana investasi US$3 miliar, sebagian besar gagal terwujud.

"Orang Eropa Timur kecewa (dengan) tingkat investasi sebenarnya ... dan kurangnya minat untuk pinjaman," kata peneliti ECFR Francois Godement.

Turunnya beberapa proyek infrastruktur dan energi besar telah menyebabkan skeptisisme di Polandia dan Rumania sedangkan antusiasme datang dari Hongaria dan Serbia, yang telah berhasil menarik sejumlah investasi. (AFP/Ire/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya