Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
JEPANG dikenal sebagai surga bagi para perokok. Di 'Negeri Matahari Terbit' ini para perokok boleh melampiaskan kebiasaan mereka di banyak tempat, terutama di restoran dan bar. Apalagi, kebiasaan merokok juga didukung anggotarparlemen negeri itu.
Namun, menjelang digelarnya Olimpiade 2020 nanti, para perokok tidak bisa lagi leluasa. Pemerintah Tokyo kemarin telah mengeluarkan aturan antirokok baru yang jauh lebih ketat untuk menyambut perhelatan.
Dalam peraturan baru itu, merokok dilarang sepenuhnya di lokasi sekolah dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah. Pengecualian diberikan untuk universitas dan rumah sakit yang boleh menyediakan ruang merokok tetapi harus di luar gedung.
Peraturan baru itu mengizinkan restoran untuk menyediakan ruang merokok terpisah di dalam gedung. Namun, pengunjung dilarang makan atau minum di dalam area merokok.
Perokok yang berulang kali melanggar aturan tersebut, dan memarahi pemilik restoran, akan dikenai denda hingga 50 ribu yen (Rp6,4 juta).
"Kami sekarang siap menjadi tuan rumah pesta olahraga besar seperti Piala Dunia 2019 Rugby dan Olimpiade," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike, yang bersumpah untuk membersihkan ibu kota Jepang itu menjelang Olimpiade.
"Tokyo lebih ketat (daripada hukum nasional), tetapi dari perspektif standar global, saya harus menambahkan bahwa ada negara lain yang mengadopsi aturan yang jauh lebih ketat," tambah Yuriko.
Kementerian Kesehatan mengungkapkan peraturan baru itu bertujuan untuk menghentikan rokok di dalam ruangan di sebagian besar perusahaan.
Penolakan keras terhadap aturan itu ditunjukkan anggota Partai Demokrat Liberal pimpinan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sendiri. Sebagian besar anggota parlemen partai berkuasa itu bahkan terang-terangan mendukung industri tembakan dan perokok jika dibandingkan dengan para pegiat kesehatan.
Untuk memenangkan dukungan dari partainya sendiri, pemerintah Jepang terpaksa memperlonggar aturan tentang merokok beberapa kali.
Pemerintah Jepang mengantongi miliaran dolar setiap tahun dari hasil pajak rokok dan memiliki sepertiga saham di Japan Tobacco, perusahaan rokok terbesar ketiga di dunia.
Perusahaan yang juga memproduksi rokok merek, seperti Winston, Camel, dan Benson & amp; Hedges, menerima hukum yang melindungi para perokok pasif, akan tetapi menentang pembatasan berlebihan.
"Kami sangat berharap inisiatif itu akan menghormati kebebasan memilih rakyat, merangkul perbedaan dan keragaman pendapat dan pilihan berbagai orang," kata juru bicara JT Reimi Kawato.
Ironisnya, merokok di jalan sudah dilarang di banyak tempat di Jepang. Peraturan daerah mengancam denda yang besar terhadap pada pelanggar. Harga rokok hanya sekitar 440 yen (Rp56,6 ribu) per bungkus di Jepang dan hanya ditempeli label peringatan kesehatan yang sederhana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved