Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Israel Tolak Penyelidikan Independen

Haufan Hasyim Salengke
02/4/2018 06:30
Israel Tolak Penyelidikan Independen
(AFP PHOTO / Mohammed ABED)

ISRAEL menolak penyelidikan independen atas serangan militernya yang menewaskan 16 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya dalam demonstrasi besar-besaran di Jalur Gaza, Jumat (30/3).

Seruan atas penyelidikan independen itu dilontarkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan kepala diplomatik Uni Eropa Federica Mogherini. Kelompok-kelompok hak asasi manusia seperti Amnesty International dan Human Rights Watch mempertanyakan sikap Israel menggunakan peluru sungguhan untuk menghadapi para demonstran.

"Tidak ada komisi penyelidik. Tidak hal semacam itu di sini. Kami tidak akan bekerja sama dengan semua komisi penyelidik," tegas Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, kemarin. Dia menyatakan protes warga Palestina itu bukanlah festival Woodstock, mengacu pada festival musik di AS.

Secara terpisah, PM Israel Benjamin Netanyahu mengecam Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengutuk serangan Israel itu sebagai serangan biadab di Gaza.

"Tentara yang paling bermoral di dunia tidak akan dikuliahi tentang moralitas dari orang yang selama bertahun-tahun mengebom warga sipil tanpa ampun," kata Netanyahu melalui Twitter.

Sebelumnya, AS telah memblok upaya Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi yang mengutuk serangan Israel tersebut. Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Malki mengatakan, dalam sebuah pernyataan resmi, "Washington akan memblokir setiap upaya di Dewan Keamanan terkait dengan pembantaian yang dilakukan dan yang akan dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza."

Dia menambahkan, "Tanpa perlindungan AS di Dewan Keamanan, Israel tidak akan berani melakukan kejahatan yang mengerikan terhadap Palestina."

Dalam sebuah sesi tertutup yang diadakan atas permintaan Kuwait untuk membahas insiden berdarah di Jalur Gaza, DK PBB gagal menyepakati pernyataan yang mengecam pembantaian Israel terhadap protes damai rakyat Palestina pada peringatan Hari Tanah.

"Diputuskan untuk diadakan sesi terbuka resmi, tetapi pihak AS menolak gagasan bahwa Dewan Keamanan mengeluarkan pernyataan untuk mengutuk penindasan Israel terhadap para demonstran," kata Perwakilan Palestina di PBB, Riyad Mansour.

Enam pekan

Protes warga Gaza, yang di antaranya dengan mendirikan tenda-tenda di sepanjang perbatasan dengan Israel, dijadwalkan berlangsung hingga enam pekan. Protes akan berakhir tepat di hari ketika AS memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem pada pertengahan Mei.

Pemindahan itu telah membangkitkan kemarahan rakyat Palestina lantaran sektor timur Jerusalem telah ditetapkan sebagai calon ibu kota Palestina.

Namun, seusai serangan Israel itu, demonstrasi itu terus berkurang. Sabtu (31/3), demonstrasi dihadiri ratusan orang dan kemarin hanya puluhan orang.

Protes diperkirakan akan kembali membesar seusai salat Jumat pekan depan dan tanggal-tanggal penting berikutnya. Di antaranya pada 14 Mei yang menandai pembentukan Israel dan saat AS membuka kedubesnya yang baru di Jerusalem.

Sehari kemudian rakyat Palestina memperingati Nakba, yang artinya bencana. Hari itu diperingati untuk mengenang lebih dari 700 ribu rakyat Palestina yang mengungsi atau diusir dari rumah mereka dalam perang menjelang pembentukan Israel pada 1948.

(AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya