Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Pemberontak Sepakat Tinggalkan Douma

AFP/Arv/I-1
02/4/2018 05:30
Pemberontak Sepakat Tinggalkan Douma
(AFP PHOTO / SANA)

REZIM Suriah dan sekutunya Rusia telah membuat kesepakatan dengan pemberontak untuk mengevakuasi ratusan warga sipil dari Douma, kantong oposisi terakhir di bekas benteng mereka di Ghouta Timur.

Lewat kesepakatan itu, para petempur dari kelompok pemberontak Jaish al-Islam diizinkan untuk meninggalkan Kota Douma bersama keluarga mereka dan warga sipil menuju wilayah yang dikuasai kelompok oposisi di utara.

"Sebuah kesepakatan parsial tercapai untuk mengevakuasi ratusan warga sipil yang ingin pergi ke Idlib," ujar Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) Rami Abdel Rahman. "Sekitar 1.300 orang akan dievakuasi berdasarkan kesepakatan itu," tambahnya.

Kelompok Jaish al-Islam belum memberikan konfirmasi mengenai laporan tersebut. Namun, surat kabar propemerintah Al-Watan dengan mengutip sumber-sumber diplomatik mengatakan kesepakatan itu juga menyatakan para petempur harus menyerahkan senjata berat mereka dan meninggalkan Douma menuju Provinsi Aleppo, di Suriah utara.

Wilayah yang dituju termasuk Kota Jarabulus dan Al-Bab yang dikuasai pemberontak pro-Turki.

Poin lain kesepakatan itu ialah polisi militer Rusia akan memasuki Kota Douma dan lembaga pemerintah kembali ke kota itu, kata SOHR.

Panjangnya negosiasi untuk mencapai kesepakatan evakuasi dengan Jaish al-Islam menyebabkan warga nyaris frustrasi. "Tentu saja saya lebih memilih pergi. Tidak ada lagi rumah di sini, juga tidak ada tempat untuk tinggal," ungkap Abu Rateb, 30.

"Namun, saya tidak akan pergi ke area-area yang dikuasai rezim dan bergabung dengan tentara Suriah. Saya lebih suka pergi ke Idlib," ujarnya.

Haitham, 38, aktivis media mengaku lebih memilih bertahan di kota kelahirannya itu meski militer Suriah telah bersumpah akan menghabisi Kota Douma.

"Meninggalkan kampung halaman Anda seperti meninggalkan jiwa Anda," ujarnya. "Namun, jika mereka memberi kami pilihan mati atau pergi, itu persoalan lain.

Sebelumnya, sejumlah kesepakatan evakuasi telah dicapai antara pasukan pemerintah dan pemberontak lainnya. Lebih dari 45 ribu pasukan pemberontak dan warga sipil telah keluar dari kota itu, demikian dilaporkan kantor berita SANA.

Pekan lalu, lebih dari 4.000 orang meninggalkan Kota Harasta setelah tercapai kesepakatan dengan kelompok pemberontak Ahrar al-Sham.

Rusia merupakan pendukung utama pasukan pro rezim Presiden Bashar al-Assad. Dengan dukungan Rusia, militer Suriah berhasil merebut wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai pemberontak.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya