Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
SEKUTU kuat Aung San Suu Kyi, Win Myint, 66, terpilih menjadi Presiden baru Myanmar. Kemarin (Rabu, 28/3/2018), parlemen menetapkan Myint sebagai orang nomor satu di negara itu.
Parlemen menunjuk dia duduk di kursi presiden setelah mantan Presiden Htin Kyaw tiba-tiba mengundurkan diri pekan lalu karena alasan kesehatan.
Sementara itu, rekan Myint, yakni Suu Kyi yang dikenal sebagai aktivis prodemokrasi Myanmar, dilarang konstitusi menjadi presiden karena menikah dengan orang asing.
Selain itu, perempuan tersebut memiliki dua putra yang berstatus sebagai warga negara Inggris. Seperti diketahui, konstitusi yang membatasi karier politik Suu Kyi sengaja dirancang militer.
Meski begitu, dia diperbolehkan menjabat konselor negara sejak memenangi Pemilu 2015 secara telak.
Namun, secara konstitusional, Suu Kyi tidak memiliki peran resmi. Hal itu membuat Suu Kyi perlu memiliki teman dekat yang duduk di kursi orang nomor satu di negara itu.
Seperti ketika dia berembuk untuk mengatur pembagian kekuasaan yang dipenuhi kalangan militer, Suu Kyi memerlukan peran presiden sebagai penyeimbang.
Di Myanmar, selama hampir setengah abad, roda pemerintahan dikendalikan junta militer. Sementara itu, Myint berikrar menjadi presiden yang baik untuk masyarakat Myanmar.
“Saya akan melakukan yang terbaik untuk melaksanakan tugas demi rakyat,” kata Myint kepada wartawan ketika dia meninggalkan parlemen pascapemungutan suara.
Myint yang pekan lalu mengundurkan diri dari jabatan ketua majelis rendah menyapu hampir dua pertiga suara di parlemen yang didominasi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) milik Suu Kyi.
Dia mengalahkan dua rival beratnya, termasuk pelaksana tugas presiden yang didukung militer, yaitu Myint Swe.
Menang pemilu
Ketika Myanmar berada dalam cengkeraman kekuasaan militer, Myint mampu memenangi kursi pada Pemilu 2012. Hal yang sama mengangkat Suu Kyi masuk ke parlemen setelah 15 tahun menjadi tahanan rumah.
Sebagian besar masyarakat Myanmar hingga kini menganggap Suu Kyi sebagai pahlawan perempuan di negara itu meskipun reputasinya secara global hancur karena gagal berbicara atas nama komunitas muslim Rohingya yang dibantai junta militer.
Para pendukung Suu Kyi beralasan tangan sang aktivis prodemokrasi itu terikat oleh militer yang mempertahankan kontrol atas tiga kementerian utama serta seperempat kursi di parlemen.
Sementara itu, advokat Mahkamah Agung, Khin Maung Zaw, yang bekerja dengan Myint dalam beberapa tahun terakhir, menilai Suu Kyi termasuk jujur, pekerja ulet meski terkadang karakter kerasnya dominan.
Di lain hal, para pengamat berpendapat pengangkatan Myint tidak akan banyak mengubah politik di negara itu meskipun dia dapat mengambil sejumlah tugas dari Suu Kyi yang terkenal tidak mau memberikan pendelegasian. (AFP/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved