Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
DI jantung gurun tinggi Arizona berdiri sebuah satu sekolah paling hijau di Amerika Serikat, yang melindungi planet dan budaya yang terancam punah dengan mengambil inspirasi dari nilai-nilai orang pribumi Amerika.
Kelas-kelas di Sekolah STAR, di tepi cagar Navajo Nation yang luas, terbagi antara bahasa Inggris dan- ketika kurikulum memungkinkan-bahasa asli lokal, yang dikenal sebagai dinÃ.
Di taman kanak-kanak, seorang guru menunjukkan sejumlah kecil anak-anak menenun tradisional. Sementara anak-anak usia sekolah dasar, beberapa dengan rambut kepang tradisional, membahas dasar-dasar penulisan fiksi atau komputasi.
"Saya suka sekolah ini karena saya punya banyak anggota keluarga di sini," kata Akura, 11, seorang gadis yang berbicara lembut namun bahagia, Minggu (25/3).
Nama sekolah--akronim untuk 'Service to all Relations' (STAR)- menekankan filosofi Navajo bahwa setiap makhluk hidup terhubung, dari tanaman terkecil hingga mamalia terbesar.
"Kami mengajarkan anak-anak tentang perdamaian tradisional. Tidak pernah ada insiden pertengkaran selama delapan tahun," kata pendiri sekolah Mark Sorensen.
"Saya sudah menjadi kepala sekolah selama 40 tahun dan saya bisa memberitahumu, ini luar biasa."
STAR, yang mendidik murid hingga akhir sekolah menengah, memenuhi semua keperluan listrik secara mandiri dari dua turbin angin dan 300 panel surya.
Itu merupakan inisiatif yang lahir karena ideologi tetapi juga kebutuhan, berhubung tidak ada jaringan listrik di sana, sekitar 25 mil (40 kilometer) dari kota terdekat, Flagstaff.
"Diperkirakan antara panel Arizona dan gurun Nevada dapat menggerakkan setengah negara," tutur Sorensen, seorang ahli ekologi.
Ia mendirikan sekolah STAR 17 tahun yang lalu bersama istrinya, membayar untuk gedung pertama dengan kartu kreditnya sendiri.
Lembaga pendidikan ini sekarang menjadi rumah bagi 130 siswa dan telah menambah pusat kebugaran dan rumah kaca, tempat para siswa menanam sayuran dan rempah-rempah yang digunakan di kantin.
Mereka belajar untuk hidup dalam mode 'terbarukan', tetapi juga menjadi terbiasa dengan teknik dalam menanam sayuran, yang hampir menghilang dari meja makan di daerah terpencil tempat makanan langka.
Komunitas Navajo, yang diliputi oleh kemiskinan dan penuh dengan kecanduan narkoba, kekerasan dalam rumah tangga dan masalah kesehatan seperti diabetes, masih menderita 'trauma sejarah', sebagaimana istilah penduduk setempat.
Pada pertengahan abad ke-19, sekitar 9.000 orang Navajo diusir dari tanah mereka oleh militer Amerika Serikat, dideportasi dengan berjalan kaki dan berbaris ratusan mil untuk diinternir di Fort Summer, New Mexico. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved