Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Taliban dan IS semakin Ganas

Haufan Hasyim Salengke [email protected]
31/1/2018 03:31
Taliban dan IS semakin Ganas
(AFP PHOTO / WAKIL KOHSAR)

KELOMPOK Taliban dan Islamic State (IS) sedang menciptakan badai pembantaian yang sempurna di Kabul. Organisasi teror itu meningkatkan kemampuan serangan mereka untuk mengadaptasi diri terhadap peningkatan keamanan di ibu kota Afghanistan itu. Tiga kali dalam 10 hari terakhir Taliban dan IS telah memasuki daerah bertingkat keamanan yang sangat diperkuat di Kabul untuk melakukan serangan yang membunuh dan melukai ratusan orang, termasuk warga negara asing. Kemampuan mengerikan para ekstremis untuk menyerang jantung negara tersebut, kendati ada banyak pemeriksaan polisi, telah membuat kegagalan keamanan dan intelijen menjadi sorotan.

Setelah serangan terakhir, Senin (29/1), sebuah serangan yang diklaim IS terhadap sebuah batalion tentara yang menewaskan sedikitnya 11 tentara, Presiden Ashraf Ghani berjanji, “Reformasi di dinas intelijen dan Kementerian Dalam Negeri ialah prioritas utama kami saat ini.” Namun, saat kemarahan publik meningkat, pemerintah bersikap defensif. “Para teroris mengubah taktik mereka,” ungkap Kepala Badan Mata-Mata Afghanistan, Mohammad Masoom Stanekzai, kepada wartawan pada Minggu (28/1). “Bukan berarti keamanan telah tergelincir. Kami telah menggagalkan banyak serangan, tapi beberapa sulit dikendalikan,” imbuhnya.

Pada 20 Januari, Taliban melancarkan serangan pertama dari dua serang­an besar di Kabul, yakni serang­an selama 1 jam di sebuah hotel mewah yang menyebabkan setidaknya 25 orang terbunuh, termasuk banyak warga asing.
Satu pekan kemudian, sebuah ambulans berisi bahan peledak meledak di sebuah jalan yang penuh sesak, menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ratusan lainnya dalam salah satu ledakan bom paling mematikan di Kabul dalam beberapa tahun terakhir.
Taliban yang mengaku bertanggung jawab berkeras ledakan tersebut telah membunuh sebagian besar polisi. Pada Senin (29/1), banyak warga kembali terbangun oleh suara tembakan dan ledakan saat gerilyawan IS menyerang batalion militer.

Meningkat
Serangan Taliban tanpa henti bukanlah hal baru di kota ini. Namun, analis mengatakan serangan baru-baru ini oleh kedua kelompok itu meningkat dengan bertambahnya serangan IS di ibu kota sejak 2016. Saat Taliban meningkatkan pemberontakan mereka untuk mengusir pasukan asing dan IS mencoba untuk memperluas pijakan yang relatif kecil di negara ini, Kabul menjadi lebih menarik bagi kedua kelompok tersebut, kata Borhan Osman, analis senior dari International Crisis Group. “Tekanan yang meningkat di medan perang dapat menyebabkan mereka menyerang wilayah yang diklaim militer AS atau pemerintah Afghanistan bahwa mereka telah melemahkan Taliban atau IS,” kata Osman. “Itu juga bisa mengguncang kepercayaan publik terhadap kemampuan pemerintah untuk melindungi penduduk.”

Pejabat Barat mengatakan kelompok militan tersebut beradaptasi dengan langkah-langkah keamanan baru, seperti yang diterapkan sejak sebuah bom truk besar-besaran pada Mei 2017 menewaskan sekitar 150 o­rang dan melukai sekitar 400 lainnya, dalam serangan paling mematikan di Kabul sejak invasi AS. Puluhan hambatan truk, pos pemeriksaan, dan kamera keamanan dipasang di pusat kota dan daerah diplomatik. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya