Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
Anwar Dababi menebarkan biji gandum di lahan dekat perbatasan yang dekat dengan Rafah di Gaza selatan, Senin (29/1). Itu pertama kalinya dia bisa menginjak kembali lahannya sejak 2006. “Sebelumnya, jika datang ke sini, saya membahayakan hidup saya, misalnya, dari tembakan atau rudal. Tidak mungkin memasuki tempat itu bersama anak-anak untuk menikmatinya,” katanya. Dababi ialah salah satu dari sekelompok warga Gaza yang kembali bertani di sepanjang perbatasan Israel setelah sebuah kesepakatan disetujui pemerintah Israel pada Senin (29/1).
Peristiwa yang terjadi untuk pertama kalinya sejak 2006 itu terwujud berkat campur tangan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang melihat sekitar 280 petani belum dapat kembali ke lahan-lahan mereka yang berada sekitar 100 sampai 300 meter dari pagar perbatasan Israel. Meskipun beberapa bagian masih harus dibersihkan dari amunisi sisa konflik antara Israel dan Palestina, Guislain Defurne, Kepala ICRC di Gaza, mengaku kembalinya lahan petani ialah hasil negosiasi yang panjang dan alot. “Kami membantu petani untuk mengakses lahan mereka. Sebanyak 45% lahan pertanian di Gaza berada di daerah perbatasan sehingga masuk akal,” lanjut Defurne.
Namun, kekhawatiran masih menghantui para petani yang kembali ke lahan mereka. Petani lain, Anwar Adbari, 43, yang mengakui meskipun dengan senang hati kembali, dia cemas bisa mengakses lahan pertaniannya hanya sementara. Dia belum yakin bisa memanen hasilnya. “Kami menabur (ladang) dengan bantuan ICRC, tapi kami tidak tahu apakah kami akan bisa memanennya,” tuturnya. Pada 2006, setelah penangkapan seorang serdadu Israel oleh anggota gerakan Hamas, Israel memberlakukan blokade di Gaza. Tindakan itu diperketat Israel setahun kemudian setelah kelompok perlawanan Palestina itu menggulingkan gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Jalur Gaza.
Sejak itu Israel dan Hamas bertempur dalam tiga perang dan blokade itu terus dilakukan. Lahan pertanian tersebut termasuk zona penyangga yang diterapkan Israel di sepanjang perbatasan kedua negara. Para petani dan warga lain tidak diizinkan beroperasi di sekitar area tersebut. Untuk mempertahankan zona penyangga itu, militer Israel secara rutin menyemprotkan herbisida (racun pembunuh tanaman) di sepanjang perbatasan. Akibatnya, banyak tanaman petani Gaza mati. Penyemprotan biasanya dilakukan dua tahun sekali.
Bentrokan antara warga Gaza dan pasukan Israel secara teratur terjadi di beberapa daerah di sepanjang pagar perbatasan. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengungkapkan blokade itu menjadi hukuman kolektif terhadap dua juta penduduk Gaza. (AFP/Irene Harty/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved