Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
INDONESIA dinilai harus semakin memperkuat hubungan dagang dengan Tiongkok. Pasalnya, dengan profilnya saat ini,
'Negeri Tirai Bambu' tersebut semakin menunjukkan taringnya di tataran perdagangan global, dan Indonesia jangan sampai tertinggal.
Hal tersebut disampaikan pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal kepada media saat dijumpai di kantornya, di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut, Dino mengungkapkan, ucapannya tersebut didasari atas hasil kunjungannya bersama pemerintah dalam China Policy Group ke Tiongkok beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, tujuan dari kunjungan tersebut, yakni mempelajari perkembangan di Tiongkok dan memahami bagaimana negara tersebut memandang dunia.
"Sehingga kebijakan Indonesia terhadap Tiongkok bisa lebih tajam dan matang," tutur mantan Dubes Indonesia untuk AS itu.
Secara garis besar, yang bisa ia dapatkan dari kunjungan tersebut yang paling penting ialah peluang ekonomi.
Dino memaparkan, Tiongkok memproduksi sebanyak 700 juta turis dalam lima tahun.
Di samping itu, dengan nilai investasi yang bisa mencapai US$500 miliar, dengan angka impor sebesar US$8 triliun, Dino menilai itu sangat luar biasa.
Adapun, jika dilihat melalui pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), salah satu kota di Tiongkok yang bernama Guangzhou, memiliki pertumbuhan PDB yang lebih besar dari pertumbuhan PDB Indonesia, Meksiko, dan Turki.
Dino berpendapat, fakta ini harus menjadi motivasi bagi Indonesia untuk bisa mengejar pertumbuhan PDB Tiongkok.
"Belum lagi inovasi dan teknologinya yang saat ini semakin canggih. Perusahaan-perusahaan Tiongkok juga sedang agresif untuk ekspansi ke negara lain. Jadi kita harus benar-benar memanfaatkan. Jangan sampai lepas hubungan kita dengan Tiongkok," pungkas Dino.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Tiongkok merupakan investor terbesar ketiga di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$2,67 miliar dengan jumlah proyek mencapai 1.734 unit.
Investor terbesar ialah Singapura dengan nilai investasi mencapai US$9,18 miliar dengan 5.874 unit proyek, dan Jepang senilai US$5,4 miliar dengan 3.302 unit proyek.
Di sektor perdagangan, memang Indonesia mengalami defisit dengan Tiongkok.
Di sektor perdagangan dengan Tiongkok, Indonesia masih defisit.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI menyebutkan bahwa pada semester I/2017 defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok mencapai US$6,62 miliar. (Ant/Arv/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved