Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
SATU-SATUNYA penawar dalam lelang yang tidak biasa pada Sabtu (9/12) mengeluarkan 140 ribu euro (sekitar Rp2,2 miliar) dan menjadi pemilik baru Desa Alwine, sebuah desa kecil bersejarah di Jerman Timur.
Pembeli anonim yang menawar melalui telepon memenangi lelang yang digelar di rumah lelang real estat Karhausen.
Dalam lelang tersebut, Desa Alwine ditawarkan dengan harga pembuka 125 ribu euro (sekitar Rp2 miliar).
Sebelumnya, pada 2000, dusun tersebut dijual kepada investor swasta secara simbolis seharga 1 Deutschmark.
Kala itu, Jerman belum menggunakan mata uang euro.
Investor swasta yang terdiri dari dua bersaudara itu mendapatkan belasan bangunan ditambah gudang dan garasi di desa itu, namun gagal membangkitkan desa tersebut.
Saat ini Desa Alwine hanya dihuni sekitar 20 orang, mayoritas adalah pensiunan.
Mereka tinggal di desa yang terdiri dari deretan rumah reyot di Negara Bagian Brandenburg, 120 kilometer di selatan ibu kota Jerman, Berlin.
Selama Perang Dunia II, kelompok pemuda Hitler Youth, berlatih di dekat Desa Alwine.
Sejumlah tahanan juga ditempatkan di dekat desa itu. Ketika Jerman kalah di Perang Dunia II, Desa Alwine menjadi bagian dari Jerman Timur yang komunis.
Hingga unifikasi Jerman pada 1990, seluruh properti di Desa Alwine yang pernah dihuni sekitar 50 orang dimiliki oleh sebuah pabrik batu bara tertua di Eropa.
Pabrik batu bara tersebut tutup pada 1991.
Akibatnya, banyak warga meninggalkan desa itu karena tidak ada lagi pekerjaan yang tersisa.
Alwine bukanlah satu-satunya komunitas di Jerman Timur, yang tertinggal jauh dibandingkan wilayah lain di wilayah Jerman Barat.
Hal itu karena ada ketimpangan besar antara Jerman Barat dan Jerman Timur.
Wilayah Jerman Timur tertinggal di bidang kesejahteraan, gaji, dan pekerjaan dengan PDB per kapita hanya 67% dari Jerman Barat pada 2015.
Antara 1990 dan 2015, populasi di Jerman Timur turun sebesar 15%. Mayoritas warga hijrah ke Jerman Barat yang lebih makmur.
"Pascaunifikasi, banyak orang yang hijrah mencari pekerjaan yang lebih baik. Posisi mereka di wilayah Jerman Timur hingga kini belum tergantikan," ungkap Profesor Arsitektur dan Studi Perkotaan dari Universitas Siegen Hildegard Schroeteler-von Brandt.
Andreas Claus, Wali Kota Uebigau-Wahrenbrueck, wilayah yang mencakup Alwine, mengatakan, "Mereka yang tinggal di daerah yang tertinggal secara ekonomi merasa diabaikan."
Pada pemilu September lalu, hampir 23% warga Uebigau-Wahrenbrueck memilih partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD), hampir dua kali lipat dari rata-rata nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved