Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
AMERIKA SERIKAT (AS) tidak ingin mengusik perang obat-obatan terlarang yang dikobarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Orang nomor satu di Filipina itu mendapat kritikan luas dari kelompok hak asasi manusia (HAM) dan Uni Eropa serta menuduhnya terlibat dalam pembunuhan massal. Pejabat pemerintah Filipina menaksir lebih dari 3.000 orang, sebagian besar pengguna narkoba dan bandar, telah tewas dalam kampanye antiobat-obatan yang sedang berlangsung. Kelompok HAM memercayai korban lebih besar, mungkin mendekati angka 9.000 orang.
Presiden AS Donald Trump, kemarin, menyatakan memiliki hubungan baik dengan Duterte. Trump berada di Fili-pina bersama para pemimpin dari 18 negara lainnya selama dua hari pertemuan puncak ASEAN. Trump dan Duterte mengadakan serangkaian pertemuan, yaitu Minggu (12/11) malam dan Senin (13/11) pagi. Mereka terlihat menikmati momen tersebut. "Kita memiliki hubungan yang bagus," kata Trump dalam sambutan pembukaan pada pertemuan mereka. Trump memuji usaha Duterte dalam mengorganisasikan KTT ASEAN dengan mengatakan bahwa rekan sejabatnya itu menangani segala sesuatu dengan indah.
"Saya sangat senang berada di sini," ujar pemimpin AS itu. Ketika seseorang wartawan bertanya apakah Trump akan mengangkat isu HAM, Duterte menyela dengan bercanda menyebut media sebagai 'mata-mata'. Kedua pemimpin itu sontak tertawa. Juru bicara Duterte kemudian mengatakan berulang kali bahwa Trump mengangkat masalah HAM dalam pertemuan tersebut. (Hym/AFP/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved