Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Bos Lotte Dituntut 10 Tahun Penjara

***
31/10/2017 02:15
Bos Lotte Dituntut 10 Tahun Penjara
(AFP PHOTO / YONHAP)

AKSA memberikan tuntutan hukuman 10 tahun penjara kepada bos perusahaan ritel raksasa Korea Selatan (Korsel) Lotte Group, Shin Dong-bin, terkait dengan penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan. Di lain hal, konglomerat terbesar kelima di 'Negeri Ginseng' itu tersandung oleh kampanye pemboikotan di Tiongkok terkait dengan fasilitas sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) di Korsel. CEO of Lotte Group tersebut didakwa menggelapkan uang senilai US$50 juta serta melakukan praktik nepotisme, yakni secara ilegal menawarkan bisnis untuk kerabatnya.

Bisnis tersebut menelan biaya perusahaan sekitar US$120 juta. Dakwaan serupa dijatuhkan kepada kakak laki-laki dan perempuan Dong-Bin. Selain itu, pendiri Lotte sekaligus ayah mereka, yaitu Shin Kyuk-yo dan istrinya, juga dijerat dengan dakwaan yang sama.
"Anggota keluarga mereka mencoba menjalankan perusahaan tersebut seolah-olah milik pribadi," kata tim jaksa. Dong-bin dituding memberikan penawaran yang menguntungkan dengan membayar upah jutaan dolar kepada pihak keluarga yang hanya berkontribusi sedikit untuk manajemen.

Karena itu, kejaksaan mendesak pengadilan mengenakan denda sebesar US$89 juta kepada Dong-bin. Terhadap saudara laki-laki dan perempuannya serta istri ayahnya, kejaksaan menuntut hukuman antara lima dan tujuh tahun penjara. Selain itu, penuntut umum juga akan mengumumkan hukuman untuk terdakwa lainnya, yakni Shin Kyuk-yo pada November mendatang. Pada persidangan kemarin, dia tidak bisa hadir karena sakit. Seperti diketahui, perusahaan yang berbasis di Seoul itu didirikan pada 1948 di Tokyo.

Lotte Group tercatat memiliki jaringan yang luas di bidang bisnis makanan, ritel, dan hotel di Korsel dan Jepang. Kini diperkirakan perusahaan tersebut memiliki aset sekitar US$90 miliar. Namun, belakangan perusahaan itu mendapat tamparan keras di lini bisnis mereka di Tiongkok. Hal itu terjadi setelah Lotte menukar lapangan golf miliknya dengan aset pemerintah Korsel untuk pembangunan sistem pertahanan rudal tingkat tinggi AS (THAAD). Hal itu dinilai pemerintah Tiongkok sebagai ancaman terhadap kemampuan militer mereka.

Sejak saat itu Beijing menentang keberadaan perusahaan Korsel tersebut sebagai bentuk balas dendam di bidang ekonomi. Sementara itu, konsumen Tiongkok melakukan kampanye memboikot produk-produk Lotte. Akibatnya, pada bulan lalu Lotte mengumumkan rencana menjual unit supermarket mereka di Tiongkok karena terus menderita kerugian.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik