Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Iran Tolak Tuduhan Arab Saudi

(AFP/Ire/I-2)
31/10/2017 01:45
Iran Tolak Tuduhan Arab Saudi
(AFP PHOTO / ATTA KENARE)

IRAN menolak tuduhan 'konyol dan tidak berdasar' yang dilontarkan Arab Saudi pada Senin (30/10. Arab Saudi menuding Iran mendukung pemberontak dan menghalangi usaha perdamaian di Yaman. "Klaim menteri luar negeri Arab Saudi bahwa negara kami menghalangi usaha perdamaian di Yaman ialah hal yang konyol dan tidak berdasar," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghasemi. "Iran mengecam agresi tersebut (melawan Yaman) sejak awal dan tidak akan menyisihkan upaya untuk menghentikan perang berdarah dan kejam itu," lanjutnya dalam pernyataan di situs Kementerian Luar Negeri Iran.

Arab Saudi memimpin sebuah koalisi militer yang mendukung pemerintah Yaman dalam perangnya melawan pemberontak Syiah Houthi. Kedua belah pihak dalam konflik Yaman mendapat kecaman keras karena mengabaikan keamanan warga sipil. Namun, koalisi pimpinan Arab Saudi dituduh mengebom sekolah, pasar, dan rumah sakit. "Mengulangi tuduhan palsu semacam itu tidak akan mengurangi tanggung jawab mereka yang telah melakukan kejahatan keji, terutama pembunuhan, penghancuran sekolah, dan rumah sakit serta menyebabkan kelaparan pada populasi yang tidak bersalah," kata Ghasemi.

Pada Minggu (29/10), diplomat tertinggi Arab Saudi menuduh Iran menyelundupkan senjata ke Houthi, yang menguasai Yaman utara, dan sekutu mereka. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menyatakan milisi Yaman tidak akan melanjutkan operasinya tanpa dukungan sponsor terbesar terorisme di dunia, Iran. Dia menuduh Iran menghancurkan semua upaya solusi damai di Yaman dan menyebabkan kegagalan semua negosiasi politik antara pemerintah dan milisi. Beberapa putaran perundingan secara politik antara pemerintah yang didukung politikus Arab Saudi, Abedrabbo Mansour Hadi, dan pemberontak, yang disponsori PBB sebagai perantara, juga gagal.

Perang Yaman telah menewaskan lebih dari 8.600 orang sejak koalisi pimpinan Arab Saudi turun tangan pada 2015 setelah pemberontak menguasai Ibu Kota Yaman, Sana'a. Wabah kolera di negara miskin tersebut telah menewaskan lebih dari 2.100 orang sejak April.
Rumah sakit berjuang mengamankan pasokan di tengah blokade pelabuhan dan bandara internasional utama. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)memperingatkan Yaman sekarang berada di ambang kelaparan. Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada September sepakat mengirim sekelompok ahli untuk menyelidiki dugaan kekerasan di Yaman, melawan pernyataan kuat dari perwakilan Arab Saudi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik