Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
Petugas pemilihan umum (pemilu) di Kenya, Jumat (27/10), mengumpulkan seluruh surat suara. Tapi, sebagian warga negeri itu menyatakan tidak puas karena pelaksanaan pemilu diusik aksi kelompok pemecah-belah. Hal lainnya yang membuat warga keberatan ialah akibat kehadiran jumlah pemilih tetap yang minim. Selain itu, pemilu juga diwarnai kekerasan yang menewaskan empat orang dan melukai sejumlah warga yang memberikan suara.
Dalam pemilu kali ini, petahana Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, secara mulus akan memenangi pertarungan dengan selisih suara yang besar atas rival utamanya, Raila Odinga. Dalam merespons pelaksanaan pemilu, Odinga memutuskan memboikot pesta demokrasi itu. Karena itu, legitimasi kemenangan Kenyatta bakal dipertanyakan. Hal utama yang menjadi kritikan ialah karena hanya sepertiga pemilih tetap yang ikut memberikan suara.
Pada tajuk berita yang dimuat kantor berita Daily Nation, warga diingatkan bahwa pemilu kali ini menimbulkan lebih banyak perpecahan dan ketidakstabilan ketimbang yang sebelumnya. “Permasalahan politik membutuhkan solusi politik juga. Tapi yang jelas, saat ini dibutuhkan sesuatu hal untuk memperbaiki inklusivitas,” tulis kantor berita itu.
Dalam tiga bulan terakhir, pelaksanaan pemilu kedua di negara Afrika Timur itu telah memecah belah kepemimpinan dan sistem demokrasi. Hal itu diprediksi akan menyebabkan pertarungan antarkandidat presiden berlangsung lebih lama. Pemilu di Kenya diselenggarakan setelah selama dua bulan berlangsung drama politik di negeri itu. Pemicunya ialah saat pengadilan tinggi menjungkirbalikkan kemenangan Kenyatta pada pemilu, 8 Agustus 2017 karena terjadi banyak ketidakberesan dalam pelaksanaannya.
Awalnya keputusan hakim mendapat banyak pujian sebab diyakini akan membawa kemajuan demokrasi. Namun, dalam beberapa minggu kemudian, hal itu mulai dihujat. Sejumlah warga marah dan melakukan protes. Mereka menuding sedang terjadi retorika politik dan petugas pemilu mengalami intimidasi.
Di sisi lain, Odinga menolak dilakukan pemilu ulang. Tapi, para pendukungnya mengabaikan saran untuk mengedepankan perdamaian seperti yang diminta Odinga. Sebaliknya, mereka malah memboikot pemilu.
Di kota-kota bagian barat dan tempat-tempat hiburan di Nairobi, demonstran terlibat bentrokan sengit dengan polisi. Untuk meng-halau mereka, petugas terpaksa menembakkan gas air mata, water cannon, bahkan hingga peluru tajam. (AFP/*/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved