Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Tentara Serbu Benteng Terakhir IS

(AFP/Arv/I-4)
27/10/2017 03:01
Tentara Serbu Benteng Terakhir IS
(AFP PHOTO / SAFIN HAMED)

PASUKAN Irak menggelar serangan pemungkas untuk membersihkan sisa-sisa kelompok militan Islamic State (IS) di negeri itu. Kamis (26/10), benteng pertahanan terakhir kelompok militan itu diserbu. Serangan tersebut sudah ditunggu-tunggu warga Irak dan kalangan yang anti-IS. Mereka menyebut penyerbuan itu sebagai pertarungan besar untuk mengakhiri propaganda kekhalifahan yang dikampanyekan IS selama ini.

Namun, di balik semangat untuk menghancurkan IS, muncul kekhawatiran. Se­jumlah kalangan khawatir tentara Irak akan memerangi pasuk­an Kurdi setelah IS runtuh.
Hal itu didasarkan pada adanya perselisihan sengit antara pemerintah Irak dan para pemimpin Kurdi. Seperti diketahui, sejak pemimpin Kurdi memaklumatkan pelaksanaan referendum untuk kemerdekaan mereka bulan lalu, hubung­an anta­ra Baghdad dan pemimpin Kurdi semakin memanas. Sejumlah kalangan khawatir hal itu akan menjadi sandung­an da­lam memerangi IS.

Namun, kekhawatiran itu tidak terbukti. Saat penyerbuan kemarin, pasukan federal dan paramiliter bersekutu dan terus maju menyudutkan tentara IS sampai Lembah Eufrat mengarah ke perbatasan Suriah. Upaya itu bertujuan merebut kembali dua kota yang dikuasai kelompok Arab Sunni. Pascainvansi Amerika Serikat (AS) pada 2003, kota itu dikuasai para pemberontak dan dijadikan sebagai benteng.

Menurut pemerintah Irak, pada 2014 hingga saat ini, mereka telah merebut kembali sekitar 90% wilayah kekuasaan IS di negara itu. Ruang ge­rak milisi IS kini terbatas hanya di wilayah hamparan lembah yang berdekatan de­ngan beberapa daerah ke­kuasaan kelompok itu di Su­riah. “Legiun heroik terus maju menembus sarang teroris ter­akhir di Irak untuk mem­be­baskan Al-Qaim, rawa ser­ta desa dan dusun di sekitar­nya,” kata Perdana Menteri Haider Al-Abadi dalam sebuah pernyataan.

Kota Al-Qaim selama bertahun-tahun dijadikan sebagai benteng oleh pemberontak Arab Sunni. Pasukan AS telah berulang kali melakukan operasi dengan sandi seperti ‘matador’ dan steel curtain pada 2005 untuk mengusir mereka, tapi gagal. Namun, lewat pernyataan, Al-Abadi memastikan wilayah-wilayah itu akan kembali ke pelukan Irak. “Para mi­lisi IS hanya punya dua pilihan, yaitu mati atau menyerah,” tegasnya.

Komandan Operasi Regional Jenderal Qassem al-Mohammedi menambahkan pa­sukan pemerintah melancarkan serangan dari timur, tenggara, utara, dan selatan. Polisi federal, pasukan kontra terorisme elite, serta paramiliter Hashed al-Shaabi ikut mendukung tentara. (AFP/Arv/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya