Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Prosesi Kremasi Raja Bhumibol Mulai Digelar

/Irene Harty/I-2
26/10/2017 03:01
Prosesi Kremasi Raja Bhumibol Mulai Digelar
(AFP PHOTO / LILLIAN SUWANRUMPHA)

UPACARA pemakaman selama lima hari digelar untuk mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej. Prosesi tersebut dimulai pada Rabu (25/10) sore. Protokol ketat akan diberlakukan untuk mengatur publik dan media demi menghormati raja ‘Negeri Siam’ itu.
Detail kegiatan untuk menunjukkan perhatian khusus pada citra Thailand dan bangsawannya beredar selama dan setelah upacara yang panjang, termasuk kremasi Bhumibol pada Kamis (26/10) malam. Warga Thailand terkenal sangat menyanjung dan memiliki hubungan emosional dengan Bhumibol, yang memerintah negeri jiran itu selama 70 tahun.

Pemakaman Bhumibol akan menjadi diwarnai dengan kesedihan mendalam, namun tetap diwaspadai dengan kemungkinan tindakan spontan yang merugikan. Hanya televisi yang dikontrol pemerintah yang dapat menyiarkan langsung prosesi itu. Polisi juga melarang pencetakan gambar Bhumibol serta tumpukan kremasi berwarna keemasan yang mewah pada kaus dan sejenisnya. Pakaian formal harus dikenakan untuk kontak jarak dekat dengan anggota keluarga kerajaan. Anting, jenggot atau kumis, dan rambut dicat tidak diizinkan.
Fotografer harus membungkuk sebelum dan sesudah memotret raja baru dan anggota keluarga kerajaan lainnya serta dilarang mendekat hingga jarak 5 meter. Pada jarak 10 meter tidak diperbolehkan menggunakan lampu kilat melebihi 1.500 watt.

Kerumunan pelayat akan masuk kawasan bersejarah kerajaan Bangkok mulai Rabu (25/10). Mereka diwajibkan mengenakan pakaian berwarna hitam. Warga akan diizinkan untuk sujud dalam keheningan saat prosesi kerajaan berlalu, tapi tidak boleh meneriakkan ‘Hidup Raja’ atau melakukan swafoto dengan latar belakang prosesi. “Masalah yang lebih besar adalah spontanitas, kurangnya kontrol. Itu bisa menjadi pertanda bahwa pemerintah gagal memegang kendali,” kata Profesor Studi Asia Tenggara di Cornell University, Tamara Loos.
Kematian Bhumibol, 88, yang dikenal sebagai Rama IX, raja kesembilan kerajaan Chakri, pada 2016, memicu kesedihan nasional dan satu tahun masa berkabung.

Sebagai simbol pemersatu, Bhumibol mendapat respek sejati di negara yang sering diguncang gejolak politik itu. “Upacara lima hari yang panjang ini merupakan saat yang tepat untuk pihak berwenang yang ingin mengendalikan tanggapan negatif terhadap Raja Bhumibol dan kenangan akan masa pemerintahannya,” imbuh Loos.

Kekhawatiran akan kerusuhan dipicu penahanan aktivis politik, Ekachai Hongkangwan, oleh tentara Thailand pada Selasa (24/10) setelah menulis di Facebook rencana mengenakan kaos merah saat kremasi Bhumibol. Warna itu berarti dukungan untuk pemerintah yang terpilih secara demokratis, namun digulingkan dalam kudeta militer pada 2006 dan 2014. (AFP/AP/Irene Harty/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya