Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PERDANA Menteri Spanyol Mariano Rajoy mengatakan pada Sabtu (7/10) waktu setempat bahwa ia tidak mengesampingkan untuk menggunakan kekuasaan-kekuasaan konstitusional untuk mencabut status otonomi Catalonia jika kawasan itu mengklaim kemerdekaan.
Sementara itu, puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan menyerukan pembicaraan mengenai langkah politik tersebut.
Catalonia, kawasan kaya di bagian timur laut Spanyol, yang memiliki bahasa dan budaya sendiri, mengadakan referendum mengenai kemerdekaan pada 1 Oktober 2017 lalu. Mahkamah Konstitusi Spanyol telah menyatakan pemungutan suara itu ilegal.
Hingga kini, Rajoy masih belum jelas apakah dia akan mengambil tindakan sesuai dengan Pasal 155, yang disebut opsi nuklir, dari konstitusi itu. Berdasarkan pasal itu, ia bisa memecat pemerintah regional dan menyerukan pemilihan lokal yang baru.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Spanyol, El Pais, Sabtu, Rajoy ditanya apakah ia siap menggunakan Pasal 155 konstitusi Spanyol, dan mengatakan, "Saya sama sekali tidak mengesampingkan apa pun sesuai undang-undang.. Idealnya, semestinya tak perlu melaksanakan solusi ekstrem tetapi jangan sampai ada hal-hal terjadi yang akan diubah."
Ribuan orang berkumpul di Madrid dan Barcelona pada Sabtu dan banyak yang berpakaian putih, sementara Catalonia siap menyatakan kemerdekaan. Mereka menyerukan pembicaraan untuk mengatasi krisis politik terburuk Spanyol selama bertahun-tahun.
Penguasa Catalonia menyatakan bahwa mayoritas dari mereka atau 90% memberikan suara mendukung pemisahan dari Spanyol, yang Madrid katakan ilegal berdasarkan konstitusi negara itu pada 1978.
Krisis politik itu memecah negara tersebut, menyebabkan bank dan perusahaan memindahkan kantor pusatnya keluar Catalonia dan menggoyahkan kepercayaan pasar dalam ekonomi Spanyol. Karena melihat perkembangan tersebut, Komisi Eropa menyerukan pemimpin Catalonia dan Spanyol untuk mencari solusi politik.
"Saya telah datang karena saya sangat merasa sebagai orang Spanyol dan membuat saya sangat sedih atas apa yang yang telah terjadi," kata Rosa Barras, 47, yang turut serta dalam aksi tersebut di bagian tengah Madrid.
Borras, yang memakai stiker bertuliskan, "Catalonia, kami cinta kamu, dan dikerumuni ribuan orang yang mengibarkan bendera-bendera Spanyol, menambahkan, "Saya ingin berada di sini demi persatuan, karena saya juga merasa orang Catalonia. Keluarga saya tinggal di Catalonia."
Sementara pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont, telah mengatakan ia terbuka untuk melakukan mediasi, PM Rajoy tetap mendesak kawasan itu agar tidak memerdekakan diri. Keinginan Katalunya untuk merdeka makin menguat selama krisis ekonomi yang berlangsung hampir enam tahun sebelum PM itu duduk untuk berunding.
Pemerintahan Rajoy memobilisasi ribuan polisi nasional untuk menghentikan pemungutan suara Ahad, menimbulkan bentrokan-bentrokan dengan orang-orang yang akan memberikan suara sementara mereka berusaha menutup tempat-tempat pemungutan suara di sekolah-sekolah dan mengambil kotak-kotak suara.
Kekerasan polisi mengundang kecaman keras dan memaksa pemerintah mengeluarkan permohionan maaf pada Jumat walaupun ketegangan terus
meningkat setelah ada laporan bahwa rencana deklarasi kemerdekaan sepihak akan diserahkan kepada parlemen Catalonia pada Selasa. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved