Korut Sebut Presiden Korsel Munafik

(AFP/Arv/I-3)
18/8/2017 23:45
Korut Sebut Presiden Korsel Munafik
(Jung Yeon-Je/Pool Photo via AP)

SURAT kabar utama milik pemerintah Korea Utara (Korut) menilai 'gagal' pemerintah Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dalam 100 hari masa kerjanya. Korut juga menolak tawaran perdamaian yang diajukan Presiden Korsel Moon dengan menyebutnya sebagai bentuk kemunafikan. Moon, yang terpilih untuk menggantikan Presiden Park Geun-hye yang dimakzulkan, mulai menjabat pada Mei lalu dan sejak itu harus menghadapi ketegangan seputar program rudal dan nuklir Korut.

Pyongyang melakukan uji coba pertama sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) bulan lalu. Bahkan rudal balistik yang akan diberi hulu ledak nuklir itu diprediksi bakal menjangkau Pulau Guam yang termasuk wilayah AS. Di sebuah pertemuan pada Kamis (17/8) yang menandai hari ke-100 di kantornya, Moon bersikeras tidak akan ada perang antarkedua Korea yang kedua kalinya setelah perang Korea 1950-1953.

Dalam pernyataannya, Moon mendesak Korut untuk menghentikan uji coba nuklir dan rudal lebih lanjut. Dia juga memperingatkan Pyongyang untuk mengakhiri pertaruhan yang berbahaya antarkedua negara. Melalui media lokal, Rodong Sinmun, juru bicara resmi Partai Pekerja Korut yang berkuasa, kemarin, menanggapi sebuah komentar Moon dengan sinis. Media Korut menyatakan lembar kinerja untuk 100 hari Moon sangat buruk dan mengecewakan.

Hubungan antara Korut dan Korsel merupakan 'kegagalan mutlak', jelas juru bicara partai tunggal Korut itu. Dia menambahkan Moon memang berbicara tentang dialog dan menerapkan kesepakatan utara-selatan (Korut dan Korsel), tetapi tindakan Korsel bergerak ke arah yang berlawanan. "Ucapan otoritas (Korsel) tentang memperbaiki hubungan intra-Korea ternyata tidak lain hanyalah kemunafikan," jelas pejabat Korut yang menanggapi pernyataan Moon.

"Pemegang kekuasaan selatan mengatakan bahwa dia mendesak sanksi dan tekanan sambil berusaha untuk membuka dialog pada saat yang bersamaan. Ini merupakan plot yang tidak dapat diampuni yang menghalangi garis AS untuk mencekik DPRK (Korut)," papar pihak Korut. Para pengamat mengatakan ketegangan akan kembali meningkat di Semenanjung Korea bersamaan dengan latihan militer bersama Korsel dan Amerika Serikat (AS) yang melibatkan 67.500 personel militer kedua negara.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya