Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Barcelona Bersatu dalam Solidaritas

Haufan Hasyim Salengke
18/8/2017 23:00
Barcelona Bersatu dalam Solidaritas
(AFP PHOTO / Josep LAGO)

DI kota tua Barcelona, Spanyol, puluhan turis bercelana pendek dan kaus berdiri tertegun dalam hening di belakang garis polisi pada dini hari. Mereka menyaksikan pascaserangan mengejutkan di Jalan Las Ramblas yang terkenal itu, termasuk bagi kalangan turis asing. Sebanyak 13 orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya terluka saat sebuah mobil van putih melaju kecang di kawasan pedesterian yang dipenuhi padati kalangan turis.

Kendaraan itu pun menghempaskan sejumlah orang dan suasana berubah panik dan mengerikan. Jalan yang berada di pusat keramaian tak jauh dari patung Christopher Columbus, sang penjelajah samudra, pasangan dari Skotlandia berusia enam puluhan yang menyaksikan insiden horor itu menatap dengan saksama para petugas keamanan yang memblokade jalan. "Kami sedang duduk di balkon hotel. Kami melihat semuanya: mobil dan kepanikan di mana-mana," kata pria yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Dia menjelaskan mereka sekarang tidak dapat kembali ke hotel tempat mereka menginap. "Polisi, mereka tiba dalam dua menit, mereka telah bekerja dengan sangat baik," kata perempuan itu dengan menatap kosong ke depan. "Kami harus berbicara dengan mereka," ujarnya. Saat kota itu tengah bermandikan sinar matahari beberapa jam sebelumnya, Barcelona terguncang oleh serangan pertama di tanah

'Negeri Matador' yang diklaim kelompok radikal Islamic State (IS). Sasarannya ialah keramaian pengunjung yang tengah menikmati sore musim panas, melihat kios-kios yang menjual bunga, dan cendera mata di sepanjang Las Ramblas, jalan yang membentang lebih dari 1 kilometer. Di sebuah jalan sempit, Benjamin, 45, seorang penduduk Barcelona, berdiri menatap tempat van menabrak sebuah kios.

"Tempat para polisi forensik bekerja, dengan jas putih mereka, di situlah van itu melaju ke kios," kata seorang mekanik industri itu. Di kota berpenduduk 1,6 juta jiwa --tempat sembilan juta wisatawan menetap saban tahun--beberapa kapal pesiar juga menunggu saat penumpang mencoba kembali ke dermaga. Tragedi tersebut membuat Kota Barcelona semakin berduka apalagi setelah tim idola kota itu, FC Barcelona, mengalami kekalahan dari tim seterunya, Real Madrid.

Sementara itu, pemerintah Catalonia tengah dalam pertarungan panjang untuk referendum kemerdekaan dan staf keamanan yang berencana melakukan mogok di bandara setempat. Namun, kota yang menjadi tuan rumah Olimpiade pada 1992 segera bersatu dalam solidaritas dengan mereka yang terjebak dalam insiden mematikan tersebut. "Aksi mogok ditangguhkan, taksi menawarkan layanan secara gratis, dan sukarelawan bergegas untuk menyumbangkan darah," kata media setempat. Selain itu, hotel-hotel dekat Las Ramblas menyambut wisatawan, menawarkan tempat berlindung dan selimut.

Warga Prancis jadi korban
Setidaknya 100 orang dilaporkan cedera dalam serangan terorisme di Barcelona dan 26 orang di antaranya berasal dari Prancis. "Setidaknya 11 orang di antara mereka dalam kondisi serius," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Jumat (18/8). Saham AS turun tajam Kamis (17/8) setelah serangan mematikan di Spanyol. AS tengah diliputi kekhawatiran terkait rencana Presiden Donald Trump untuk mengubah kebijakan ekonominya setelah meminta para pemimpin bisnis mereka meninggalkan 'Negeri Matador'. (AFP/Hym/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya