Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Longsor Tewaskan Lebih dari 300 Orang

(AFP/BBC/I-3)
16/8/2017 07:01
Longsor Tewaskan Lebih dari 300 Orang
(AP/ MANIKA KAMARA)

TIM penyelamat Seirra Leone masih berjuang dengan menggali tumpukan tanah untuk mencari korban yang dapat diselamatkan, Selasa (15/8). Sebelumnya pada Senin (14/8) pagi waktu setempat, bencana tanah longsor yang picu hujan deras melanda Kota Freetown dan ilaporkan menewaskan lebih dari 300 orang. Permukiman masyarakat di Freetown, ibu kota Sierra Leone, ditimpa longsoran tanah setelah sebagian bukit dari Gunung Loaf mengalami longsor akibat hujan deras yang terjadi Senin (14/8) pagi. Saat bencana longsor terjadi, sebagian warga di permukiman tersebut sedang terlelap tidur. Bukan hanya jumlah korban yang diperkirakan lebih dari 300 jiwa, sekitar 3.000 orang juga harus kehilangan tempat tinggal mereka.

Terkait dengan jumlah korban yang tewas, Wakil Presiden Sierra Leone Victor Foh memperingatkan jumlah korban meninggal kemungkinan masih terus bertambah seiring dengan upaya pencarian korban oleh tim penyelamat. Ishmeal Charles, sukarelawan dari Healey Relief Foundation and Caritas Freetown, mengatakan kepada BBC tragedi bencana tersebut tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. “Tentunya Anda akan menyaksikan banyak orang yang meraung-raung menangisi sanak keluarga mereka yang meninggal,” kata Ishmeal Charles.

“Ini sangat sulit menggambarkan kenyataan yang terjadi karena sangat menakutkan dan menyedihkan dan bencana yang tak pernah terbayangkan sebelumnya,” tambah Charles. Area yang paling parah dilanda bencana ialah Distrik Regent. Puluhan rumah tertimbun tumpukan tanah yang mulai longsor pada pukul 05.00 waktu setempat. Mereka yang selamat mengaku sangat sedih karena sanak saudara tertimbun longsoran tanah.

“Istri saya meninggal dan semua anak saya juga meninggal. Padahal sebelumnya saya sempat berbicara kepada anak-anak saya sebelum mau berangkat kerja. Bahkan salah satu anak saya mengambil kaus kaki yang saya akan pakai,” kata pria yang dipanggil Malikie itu.
Seorang perempuan yang dipanggil Adama mengatakan dia masih mencari bayinya yang hilang. “Kami tinggal di sini. Kami mendengar tanah berlumpur bergerak mendekat. Kami berusaha menyelamatkan diri,” ucap Adama. Sementara itu, juru bicara Palang Merah setempat, Patrick Massaquoi, mengatakan 312 orang dipastikan meninggal dan kemungkinan jumlah korban tewas akan bertambah. (AFP/BBC/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya