Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
JEPANG, selaku mitra dagang ASEAN, dinilai harus lebih berperan dan memanfaatkan perayaan ke-50 ASEAN untuk semakin memperkuat peran dan kerja sama di berbagai bidang khususnya ekonomi menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"ASEAN dan Jepang harus memanfaatkan momentum perayaan 50 tahun ASEAN ini dengan meningkatkan hubungan dekat keduanya untuk menjadi pemain ekonomi di dunia," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro di Gedung Pakarti Center di Jakarta, Rabu (26/7).
"Saya juga berharap Jepang akan memanfaatkan momentum ini untuk membangun kerja sama dan pemahaman bersama untuk masa depan yang lebih baik dan kesejahteraan kawasan," imbuh Bambang dalam acara Seminar Public Development of ASEAN Community from Japanese Perspective. Sampai saat ini, menurut Bambang, Jepang dan ASEAN telah memperkuat kerja sama ekonomi melalui perdagangan dan foreign direct investment (FDI). "Untuk ASEAN pada 2015, Jepang menjadi partner dagang ketiga terbesar dengan total mencapai US$238,44 miliar," ujarnya.
"Jepang juga menjadi salah satu negara ketiga terpenting mitra FDI untuk ASEAN." Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) memang telah menjadikan Asia sebagai fokus investasi untuk berbagai kerja sama khususnya pengembangan fasilitas institusi dan perdagangan. Negara anggota ASEAN membentuk MEA pada 2015 dan sepakat untuk mengembangkan integrasi ekonomi sebagai pasar tunggal menuju ekonomi global. Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk ASEAN Jose Antonio Morato Tavares mengatakan, di usianya yang setengah abad, ASEAN harus lebih efektif dalam menghadapi tantangan di masa depan.
"ASEAN harus lebih efektif dan efisien dalam mengambil keputusan dan bukannya malah membuat lebih banyak deklarasi," ujar Jose yang juga Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri. Menurutnya, implementasi merupakan kunci utama untuk memajukan ASEAN. "Contohnya ialah tantangan dari Marawi. Perang melawan terorisme di Deklarasi ASEAN dengan sangat jelas disampaikan semua hal tentang melawan terorisme termasuk tindakan pencegahan dan menekan pendanaan terorisme," ujar Jose. "Kekurangan di implementasi dan operasi lintas batas tidak bekerja dengan baik. Dibutuhkan keberanian untuk bisa keluar batas dan melawan terorisme," ujarnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved