Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PIHAK berwenang Thailand Selasa (25/7) membekukan tujuh rekening bank milik mantan Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra di tengah tuntutan denda US$1 miliar yang dihadapinya terkait kasus subsidi beras. Pengacara Yingluck, Noppadon Laowthong, mengonfi rmasi bahwa setidaknya tujuh akun telah dibekukan. “Bangkok Bank memberi tahu kami bahwa tujuh rekening bank Yingluck telah dibekukan dan tidak dapat melakukan transaksi apa pun,” ujarnya.
Sebelumnya tim hukum Yingluck telah mengajukan petisi untuk menentang perintah denda US$1 miliar. Namun, Kementerian Keuangan mengatakan pada Senin (24/7) bahwa pihaknya akan terus maju dengan perintah itu dan berencana untuk menyita 12 rekening milik Yingluck sebagai tindakan awal. Penjatuhan sanksi fi nansial kepada pemimpin terpilih karena sebuah kebijakan pemerintah menjadi langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini sekaligus menjadi upaya terbaru dari serangkaian pertempuran hukum yang harus dihadapi Yingluck Shinawatra sejak pemerintahannya lengser lewat kudeta militer pada 2014.
PM perempuan pertama Thailand itu telah dijatuhi hukuman penjara hingga satu dekade karena diduga gagal menghentikan korupsi dalam program subsidi yang menargetkan partainya yang berbasis pertanian. Yingluck juga dimakzulkan secara retroaktif segera setelah kudeta yang membuatnya dilarang melakukan kegiatan politik selama lima tahun.
Sementara itu, para pendukung Yingluck menuding junta militer telah meluncurkan perburuan licik politik terhadapnya sejak merebut kekuasaan. Yingluck melalui media sosial Twitter menyuarakan dirinya tidak bersalah. “Saya siap membuktikan ketidakbersalahan saya dan bahwa saya tidak melakukan kesalahan apa pun dalam pernyataan penutup saya pada 1 Agustus,” tulisnya mengacu pada tahap akhir pengadilan terkait kasus skema beras.
Putusan dalam persidangan tersebut akan diumumkan pada 25 Agustus. Analis mengatakan junta dan sekutu-sekutunya bertekad menghancurkan mesin politik yang dipimpin Yingluck dan saudara tirinya, Thaksin Shinawatra, yang juga digulingkan lewat kudeta pada 2006. Dua saudara ini sangat dicintai penduduk miskin di timur laut Thailand, namun dibenci elite tradisional Bangkok yang terus menjatuhkan pemerintahan mereka dengan kudeta dan keputusan pengadilan.
Dalam skema pemberian subsidi beras Yingluck, pemerintah membeli padi petani hampir dua kali lipat dari harga pasar. Ini membuat popularitas Yingluck meningkat di antara para petani, namun sekaligus membuat tinggi tumpukan beras yang tidak terjual dan merugikan posisi Thailand yang dikenal sebagai eksportir beras terbesar di dunia. (AFP/ Ihs/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved