Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Haram al-Sharif Genting Israel Perketat Penjagaan

MI
21/7/2017 02:46
Haram al-Sharif Genting Israel Perketat Penjagaan
(AFP PHOTO / AHMAD GHARABLI)

ISRAEL terus memperketat penjagaan di kompleks Haram al-Sharif, Jerusalem timur, kamis (20/7), untuk mengantisipasi kerusuhan dalam aksi protes menolak pemasangan detektor logam di pintu masuk tempat suci umat Islam tersebut. Warga Palestina menolak memasuki kompleks tempat Masjid Al-Aqsa berada sejak Minggu (16/7). Penolakan itu dipicu pemasangan detektor logam di pintu masuk kompleks setelah terjadi serangan yang menewaskan dua polisi Israel pada Jumat (14/7) .
Sebagai protes, tokoh-tokoh Palestina dan pemuka-pemuka agama menyerukan umat Islam tidak melewati detektor logam.

Selama empat malam terakhir, ribuan muslim Palestina melakukan salat dan ibadah lain di luar kompleks yang oleh Israel disebut Temple Mount. Sejumlah bentrokan terjadi akibat pemasangan detektor logam. Imam Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ikrima Sabri, ditembak mati saat aparat keamanan Israel memaksa pembubaran demonstrasi. Bentrokan terbaru meletus Rabu (19/7) di dekat kamp pengungsi Shuafat, di Jerusalem timur. Bentrokan tidak sampai menimbulkan korban. Penjagaan juga ditingkatkan lantaran jemaah Masjid Al-Aqsa sangat besar pada saat salat Jumat.

Sekitar 30 ribu orang diperkirakan melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa. Ketegangan juga meningkat menyusul beredarnya laporan PM Israel Benjamin Netanyahu akan memerintahkan pencabutan detektor logam tersebut. Netanyahu yang tengah berkunjung ke Hongaria dilaporkan sedang membahas pencabutan detektor logam itu dengan para pejabat keamanan. Militer Israel, kemarin, mengatakan mereka menyiagakan lima batalion tambahan, termasuk di wilayah pendudukan Tepi Barat. Mantan kepala polisi setempat telah memperingatkan keberadaan detektor logam tersebut dapat memicu kerusuhan.

Sebagai negara mayoritas muslim terbesar di Asia Tenggara, Indonesia mengecam langkah aparat keamanan Israel yang membatasi akses ke kompleks Masjid Al-Aqsa. "Hal itu tidak sesuai dengan hak umat muslim untuk bebas melakukan ibadah. Indonesia mendesak Israel untuk tidak mengubah status quo kompleks Al-Aqsa agar Masjid Al-Aqsa tetap menjadi the Dome of the Rock bagi umat muslim," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (20/7). Pemerintah Indonesia meminta Israel untuk segera memulihkan stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut. (AFP/Ire/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya