AS Ancam Opsi Militer terhadap Korut

(AFP/Hym/I-1)
07/7/2017 00:30
AS Ancam Opsi Militer terhadap Korut
(AFP PHOTO / KCNA VIA KNS)

ALIH-ALIH mengerem sikap provokatifnya di tengah kecaman, rezim Korea Utara (Korut) berkeras melakukan uji coba rudal. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu disebut-sebut sedang berusaha membangun rudal antarbenua berkekuatan nuklir untuk memukul daratan Amerika Serikat (AS). Washington, yang gusar dengan manuver provokatif Pyongyang, mengatakan akan menggunakan kekuatan militernya yang signifikan di Korea Utara 'jika diperlukan'.
Komentar itu datang menyusul uji coba rudal jarak jauh yang dilakukan Pyongyang, Selasa (4/7).

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang jug membawahkan Dewan Keamanan, Nikki Haley, mengatakan sebuah resolusi baru juga akan diajukan terhadap Pyongyang di PBB. "Uji coba rudal terbaru itu merupakan eskalasi militer yang tajam," ujarnya, Rabu (6/7) waktu setempat. Ia mengancam akan menjatuhkan pembatasan perdagangan terhadap Korut. Haley memperingatkan peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut 'secara langsung menutup kemungkinan solusi diplomatik'.

"AS siap untuk menggunakan seluruh kemampuan kami untuk membela diri dan sekutu kami," tegasnya pada sebuah sesi darurat Dewan Keamanan PBB, Kamis (6/7). "Salah satu kemampuan kami terletak pada kekuatan militer kami yang besar. Kami akan menggunakannya, jika memang harus, tapi kami memilih untuk tidak melangkah ke arah itu." Beberapa jam setelah dia berbicara, AS dan Korea Selatan menembakkan banyak rudal ke Laut Jepang sebagai bagian dari latihan militer gabungan.

Latihan bersama itu melibatkan berbagai kapal perusak, kapal perang, dan jet tempur yang dilengkapi peluncur rudal melawan serangan maritim yang disimulasikan, kantor berita Yonhap melaporkan. Tapi, Pyongyang menegaskan tidak sudi bernegosiasi kecuali AS menga-khiri 'kebijakan permusuhan' terhadap Korut. Tiongkok dan Rusia juga menentang penggunaan kekuatan militer terhadap sekutu utama mereka.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dan rekan sejabatnya dari Jepang, Tomomi Inada, mengatakan bahwa tes tersebut merupakan 'provokasi yang tidak dapat diterima'. Mattis mengatakan AS berkomitmen untuk membela Jepang dan menyiapkan pencegahan, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan Departemen Pertahanan AS setelah pembicaraan telepon mereka.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya