Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
DALAM perombakan mengejutkan di puncak hirarki kerajaan Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud menggulingkan keponakannya, Pangeran Mohammed bin Naif dari posisi putra mahkota, dan mendukung putranya Mohammed bin Salman bin Abdulaziz.
Penunjukkan Mohammed bin Salman, 31, diumumkan dalam sebuah keputusan kerajaan yang dilaporkan oleh Saudi Press Agency (SPA). Penunjukkan itu otomatis membuat Mohammed bin Salman sekarang menjadi yang pertama dalam hirarki kekuasaan yang akan menggantikan Raja Salman sebagai penguasa rezim Al-Saud. Ia juga merangkap sebagai menteri pertahanan dan Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.
Laporan SPA menyebutkan Mohammed bin Salman dipilih sebagai putra mahkota oleh 31 dari 43 anggota Komite Suksesi Kerajaan dalam sebuah pertemuan di Istana Al Safa di Makkah pada Rabu (21/6) dini hari.
Pangeran Mohammed bin Nayef, 57, juga telah ‘disingkirkan’ dari perannya sebagai kepala keamanan dalam negeri. “Dia (Mohammed bin Nayef) telah berjanji setia kepada putra mahkota yang baru,” kata kantor berita SPA.
Raja Salman naik tahta pada Januari 2015 setelah kematian saudara tirinya, Abdullah bin Abdul Aziz. Rezim Saudi selama ini umumnya diperintah oleh raja-raja di usia 70an atau 80an.
Promosi terbaru Pangeran Mohammed bin Salman, dan capaiannya yang cepat, dipandang oleh generasi muda sebagai pertanda bahwa segala sesuatu yang lazim berlaku telah berubah.
“Tentu saja dia (Raja Salman) sudah membuat jengkel banyak pihak di keluarga kerajaan yang dulu dipimpin oleh serangkaian orang lanjut usia,” kata editor BBC Timur Tengah, Jeremy Bowen.
Raja Salman yang kini berusia 81 tahun dan dilaporkan tidak sehat, koresponden BBC menambahkan.
Selain memimpin kampanye Saudi di Yaman, Pangeran Mohammed bin Salman juga mengawasi kebijakan energi kerajaan dan bertanggung jawab atas reformasi ekonomi.
Barak Seener, CEO Strategic Intelligentia dan mantan anggota di Timur Tengah Royal United Services Institute, mengatakan sebagai penerus, Mohammed bin Salman "akan memiliki pengaruh lebih besar untuk menerapkan usaha modernisasi sosial dan ekonomi."
Dia memperkirakan hal itu akan meluas ke dalam kebijakan luar negeri Arab Saudi. Pasalnya putra mahkota baru mendukung sikap yang lebih konfrontatif terhadap Iran.
"Karena pemerintahan Trump telah secara strategis membawa AS menjauh dari Iran dan mendekat ke negara-negara Sunni, (Mohammed bin Salman) adalah pemimpin ideal bagi AS untuk mengkoordinasikan usaha pertahanan dan keamanan di Suriah, Irak, Yaman dan Teluk," kata Seener. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved