Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Negara G7 Sepakat Antisipasi Serangan Siber

Adiyanto, Basuki
13/5/2017 18:53
Negara G7 Sepakat Antisipasi Serangan Siber
(thinkstock)

SERANGAN virus WannaCry yang secara acak menyerang berbagai institusi penting di berbagai negara sejak Jumat (12/5) lalu, menjadi topik pembicaraan sejumlah menteri keuangan yang tergabung di dalam negara G7.
Tujuh negara maju dalam bidang ekonomi itu (Jepang, Kanada, Italia, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman, dan Prancis) sepakat untuk memerangi gelombang serangan siber tersebut.

Menkeu Italia Pier Carlo Padoan berharap dunia Internasional tidak menyerah dengan adanya insiden yang terjadi di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang mulai menggeliat. 'Ini harus jadi prioritas kita semua,'' ujarnya.

Fokus pembicaraan dalam pertemuan G7 yang berlangsung dei Roma Italia, ini juga dijadwalkan bakal membahas soal sistem keuangan dunia yang berpotensi kena serangan siber semacam ini.

Seperti diketahui, virus WannaCry menyerang sejumlah instansi penting di 99 negara yang dilakukan secara acak. Virus WannaCry ransomware mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi SMB yang dijalankan di komputer.

Di Inggris virus ini menyerang sejumlah rumah sakit, sedangkan di Prancis virus ini menggerogoti perusahaan otomotif Renault, sementara di Rusia komputer di kantor kementerian dalam negeri yang kena hack. Di Indonesia dua rumah sakit terkenal di Jakarta dikabarkan juga terpapar virus ini. "Kami sepakat memerangi serangan siber tersebut,'' tegas Carlo.

John Dickson dari Denim Group, konsultan keamanan siber asal AS, mengatakan serangan kali ini sangat menakutkan.

Menurutnya, malware tersebut memanfaatkan kelemahan yang ada di Windows itu bukanlah barang baru namun karena ada tambahan ransomware membuat virus itu menjadi sangat berbahaya.

Malware itu bernama WCry dan ada beberapa analis yang mengatakan ada varian lain yang bernama WannaCry.

Gambar yang dilansir di media sosial menampilkan layar komputer milik NHS (Badan Kesehatan Nasional) Inggris yang menampilkan tulisan meminta bayaran sebesar US$300 (sekitar Rp4 juta) dalam bentuk Bitcoin yang berbunyi, "Ooops, your files have been encrypted!"

Virus itu meminta korbannya melakukan pembayaran dalam tempo tiga hari atau harganya akan menjadi dua kali lipat. Jika tidak ada pembayaran dalam tempo tujuh hari, file di komputer itu akan dihapus.

Sebuah kelompok peretas bernama Shadow Brokers merilis malware itu pada April lalu dengan menyebut mereka menemukan kelemahan di sistem Microsoft dari NSA. AFP/E-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya