Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
DUA hari setelah terpilih sebagai Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in melakukan pendekatan dengan beberapa negara utama untuk membahas masalah Korea Utara.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping Kamis (11/5), Moon dan Jinping sepakat bahwa denuklirisasi Semenanjung Korea merupakan tujuan bersama kedua negara.
"Dalam percakapan telepon pertama mereka, kedua pemimpin sepakat bahwa denuklirisasi Semenanjung Korea ialah tujuan bersama kedua negara," ujar juru bicara Moon, Yoon Young-chan, sesaat setelah percakapan tersebut.
Dalam pembicaraan selama 40 menit tersebut, Yoon mengatakan Moon telah meminta dialog bersamaan dengan sanksi dan tekanan untuk Korut serta menyarankan Beijing untuk berbuat lebih banyak lagi untuk meredam Pyongyang. Kedua pemimpin, menurut Yoon, juga sepakat untuk saling mengirim utusan khusus yang akan membahas masalah sistem antirudal canggih milik Amerika Serikat (AS), THAAD, dan juga Korut. Selain itu, Yoon mengatakan Xi secara resmi mengundang Moon untuk berkunjung. Moon yang baru terpilih pada Selasa (9/5) mendukung hubungan baik dengan Pyongyang untuk membawa negara komunis itu ke meja perundingan.
Namun, Moon juga harus memperhatikan jaringan kompleks masalah di kawasan. Tiongkok dan Korsel memiliki hubungan yang semakin baik di awal kepemimpinan pendahulu Moon, Park Geun-hye, yang bersatu karena perbedaan sejarah dengan Jepang. Namun, hubungan keduanya memburuk ketika AS menempatkan sistem THAAD di Korsel yang dicemaskan Beijing akan mengancam kemampuan militer mereka. Akibatnya, Beijing melakukan sejumlah pembalasan ekonomi kepada sejumlah perusahaan Korsel di Tiongkok.
Dengan Jepang
Selain dengan Tiongkok, di hari yang sama Moon juga berbicara dengan pemimpin Jepang dan Amerika Serikat (AS) pada Rabu (10/5) malam waktu setempat. Korsel dan mantan kekuatan kolonial, Jepang, kerap menjadi target Korut. Kedua negara itu telah lama berada dalam perselisihan sejarah yang membuat Park tidak pernah mengunjungi negara tetangga tersebut selama menjabat.
Namun, dalam pembicaraan selama 25 menit, Moon dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa keduanya berharap bisa segera bertemu dan bertukar undangan kunjungan. "Masalah sejarah harus diatasi dengan 'bijaksana' dan tidak menghambat hubungan atau upaya negara untuk menangani Korut," demikian pernyataan kantor Presiden Korsel mengutip Moon.
Sejarah hubungan kedua negara memburuk karena selama Perang Dunia II, sekitar 200 ribu perempuan yang kebanyakan dari Korsel, Tiongkok, dan bagian lain Asia telah dipaksa bekerja di rumah bordil militer Jepang. Situasi ini merusak hubungan kedua negara selama beberapa dasawarsa. Namun, kedua pemerintah telah mencapai kesepakatan 'final' pada akhir 2015, dengan Jepang menawarkan permintaan maaf dan pembayaran kompensasi kepada orang-orang yang selamat. Menurut Blue House, Moon mengatakan kepada Abe bahwa kebanyakan warga Korsel tidak dapat menerima hal itu. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved