Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Peran Rusia kembali Jadi Sorotan

Indah Hoesin [email protected]
09/5/2017 23:02
Peran Rusia kembali Jadi Sorotan
(Penasihat Keamanan Nasional Michael Flynn. AP Photo/Carolyn Kaster)

ISU hubungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Moskow kembali menjadi sorotan, terutama setelah mantan pejabat tinggi AS, Selasa (9/5), mengaku telah memperingatkan Gedung Putih sejak Januari bahwa penasihat keamanan nasional, Michael Flynn, rentan berkolusi dengan Rusia. Pernyataan itu disampaikan mantan Jaksa Agung AS, Sally Yates, pejabat yang dipilih Barack Obama, tetapi dipecat ketika Trump menjabat, dalam sidang Komite Hukum Senat AS.

Yates mengonfirmasi laporan yang diberikannya kepada Gedung Putih, enam hari setelah Trump menjabat, bahwa Flynn, mantan kepala intelijen militer, berbohong kepada Wakil Presiden Mike Pence tentang pembicaraannya dengan Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Washington. “Kami percaya bahwa Jenderal Flynn berkompromi dengan Rusia,” ujar Yates dalam sesi dengar pendapat tersebut.

“Ini ialah masalah karena kami tidak hanya percaya bahwa Rusia mengetahui hal ini, tetapi mereka mungkin memiliki bukti informasi ini. Itu menciptakan situasi kompromi, situasi di mana penasihat keamanan nasional pada dasarnya dapat diperas orang Rusia,” tambahnya. Namun, dibutuhkan 18 hari sebelum Trump memecat pensiunan letnan jenderal yang telah memberinya nasihat keamanan selama kampanye presiden 2016 tersebut.

Ketika itu, Trump menolak tuduhan yang menyebut timnya berkolusi dengan Rusia dan menyebut penyelidikan Kongres terkait dengan keterlibatan Rusia dalam pemilihan umum (pemilu) AS sebagai ‘sandiwara’ yang didanai pembayar pajak.

Obama peringatkan Trump
Trump berulang kali menyebut isu campur tangan Rusia ialah hoax meskipun intelijen AS telah melaporkan bahwa Presiden Vladimir Putin berada di balik campur tangan tersebut. Pada Senin (8/5) malam, melalui media sosial Twitter miliknya, Trump kembali menyampaikan bantahan tersebut. ‘Cerita kolusi Rusia-Trump ialah berita palsu, kapan sandiwara ini berakhir?’ tulis Trump.

Presiden ke-45 AS itu juga menyerang Yates dengan mengklaim bahwa, “Dia (Yates) tidak mengatakan apa pun selain berita lama!” setelah sebelumnya menyebut Yates bertanggung jawab atas bocornya informasi rahasia. Yates menyebut laporan peringatan itu disampaikan setelah Presiden Barack Obama dengan tegas memperingatkan Trump untuk tidak menunjuk Flynn sebagai penasihat keamanan nasional, dua hari setelah pemilu AS.

Obama telah memperingatkan bahwa Flynn pernah dipecat pada 2014 ketika menjabat sebagai kepala badan intelijen pertahanan karena performa buruk dalam administrasi dan manajemen personalia. Dalam kesaksian terpisah, mantan Direktur Intelijen Nasional, James Clapper, menyebut campur tangan Rusia dalam pemilu ialah seruan nyaring untuk kewaspadaan dan tindakan melawan ancaman terhadap fondasi sistem politik demokrasi AS.

“Saya percaya sekarang mereka berani melanjutkan kegiatan semacam itu di masa depan, baik di sini maupun di seluruh dunia, dan melakukannya dengan lebih intens lagi,” ujarnya. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya