Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Israel Kecam Erdogan Terkait Apartheid

(AFP/Ths/I-2)
10/5/2017 00:30
Israel Kecam Erdogan Terkait Apartheid
(Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. AFP PHOTO / OZAN KOSE)

OTORITAS Israel mengecam pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menuduh Israel menerapkan praktik apartheid karena melarang praktik-praktik keagamaan warga muslim di Jerusalem. Bahkan, Israel menuding Erdogan sebagai pelanggar hak asasi manusia. Kementerian Luar Negeri Israel melalui pernyataan yang dilansir juru bicara Emmanuel Nahshon mengatakan, “Siapa saja yang secara sistematis melanggar HAM di negara mereka sendiri, tidak seharusnya berceramah soal moralitas terhadap satu-satunya demokrasi sejati di kawasan.

Israel secara konsisten melindungi kebebasan beribadah bagi warga Yahudi, muslim, dan Kristen dan akan terus melanjutkan hal itu meskipun difitnah.”
Sebelumnya, Senin (8/5), Erdogan berjanji mencegah rancangan undang-undang yang diajukan di Israel yang akan mencegah penggunaan pengeras suara pada menara masjid yang biasa digunakan umat muslim untuk mengumandangkan azan menjelang salat.

RUU yang disetujui pemerintah Israel pada Februari lalu tetapi belum diadopsi parlemen tersebut, dikatakan akan diterapkan ke masjid-masjid di Israel dan juga Jerusalem Timur, tetapi tidak ke kompleks Masjid Al-Aqsa yang sangat sensitif dan merupakan situs tersuci ketiga dalam dunia Islam. “Insya Allah, kita tidak akan membiarkan pembungkaman azan di langit-langit Jerusalem,” seru Erdogan di Forum Yayasan Jerusalem Internasional di Istanbul.

Erdogan menuduh Israel berusaha membuat Jerusalem terbebas dari keberadaan umat muslim. “Apa perbedaan praktik Israel saat ini dari kebijakan rasis dan diskriminatif yang diterapkan terhadap orang kulit hitam di Amerika di masa lalu dan di Afrika Selatan baru-baru ini?” tanya Erdogan. Erdogan juga menegaskan menentang kemungkinan memindahkan Kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem dan mempringatkan bahwa ‘merelokasi sebuah batu’ di Kota Suci dapat memiliki implikasi yang serius.

“Perdebatan mengenai kemungkinan AS memindahkan Kedutaan Israel ke Jerusalem sangat salah dan harus dibatalkan,” katanya. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji selama kampanyenya untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Jerusalem, yang statusnya ialah salah satu masalah paling berdarah dari konflik Israel-Palestina.

Seperti diketahui, Israel menduduki Tepi Barat dan Jerusalem Timur pada 1967. Kemudian, menguasai Jerusalem Timur dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui masyarakat internasional. Israel mendukung AS untuk memindahkan kedutaan mereka. Erdogan, yang merupakan pendukung Palestina, sebelumnya telah berhasil menormalisasi hubungan dengan Israel pada Juni tahun lalu setelah hubungan bilateral antara kedua negara memburuk selama serangan Israel 2010 di sebuah kapal bantuan Gaza yang menewaskan 10 aktivis Turki. (AFP/Ths/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya