Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

AS Tewaskan Pemimpin IS

08/5/2017 23:00
AS Tewaskan Pemimpin IS
(Ist)

PEMIMPIN kelompok Islamic State (IS) di Afghanistan, Abdul Hasib, tewas saat kontak senjata dalam sebuah serangan yang dilancarkan gabungan pasukan khusus Amerika Serikat dan Afghanistan di Provinsi Nangarhar, bulan lalu.

Kabar tewasnya pentolan IS di Afghanistan yang diduga menjadi dalang sejumlah serangan mematikan di negara itu diungkapkan pejabat Amerika Serikat dan Afganistan, Senin (8/5).

Senada, istana kepresidenan di Kabul melalui sebuah pernyataan resmi membenarkan kematian pentolan IS yang pernah berjuang di Irak dan Suriah itu. Sejauh ini, Hasib menjadi pemimpin kedua IS yang dapat dibunuh pasukan AS dan Afghanistan dalam waktu kurang dari sembilan bulan. Menurut seorang analis, sosok Hasib merupakan figur yang tidak terlihat.

Namun, otoritas Afghanistan berpendapat lain. Dia dianggap bertanggung jawab atas sejumlah serangan brutal di Kabul, termasuk yang menyasar sebuah rumah sakit militer pada Maret lalu. Dalam insiden itu, sebanyak 50 orang tewas.

“Dia (Hasib) telah memerintahkan serangan terhadap rumah sakit itu. Kabul akan melawan IS dan kelompok ekstremis lainnya hingga mereka dimusnahkan,” tulis pernyataan itu.

Secara terpisah, ko mandan NATO di Afghanistan Jen deral John Nicholson mengonfirmasi kematian Hasib. Dia menegaskan setiap anggota IS yang masuk ke Afghanistan akan menemui nasib yang sama dengan Hasib.

“Ini ialah komandan militer IS kedua yang kami musnahkan dalam sembilan bulan terakhir bersama puluhan pemimpin dan ratusan pejuang mereka,” kata Nicholson. Sebelumnya, pasukan AS dan Afghanistan juga telah melumpuhkan pemimpin IS lainnya, yakni Hafiz Saeed dalam sebuah serangan udara di Provinsi Nangarhar pada Juli 2016.

Seperti Hasib, kematian Saeed juga dipandang sebagai kemunduran, tapi belum menjadi pukulan mematikan bagi kelompok itu. “Kematian Abdul Hasib tidak membuat perbedaan bagi kelompok IS di Afghanistan,” ujar penulis dan analis, Ahmad Saeedi.

Menurutnya, kelompok militan tersebut akan dengan mudah menempatkan pemimpin lainnya. Hal itu terbukti setelah puluhan anggota IS tewas di Afghanistan Timur, tetapi tidak membawa perubahan positif bagi AS dan sekutunya Afghanistan.

IS pertama kali muncul di Afghanistan pada 2015 dan sempat menguasai sebagian besar Provinsi Na ngarhar dan Kunar yang berdekatan dengan perbatasan Pakistan. Keterlibatan mereka dalam konflik Afghanistan dibayangi Taliban yang menjadi kelompok terkuat di sana.

Namun, seiring waktu, IS bertumbuh semakin kuat dan mulai mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan berdarah, terutama di Kabul. Menurut pasukan AS-Afghanistan, pembelotan dan kehilangan medan perang baru-baru ini telah mengurangi kehadiran IS dari sekitar 3.000 anggota hingga menjadi 800. (AFP/Ihs/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya